Berisikan Tentang Penulisan Ilmiah dan lainnya

Senin, 25 Maret 2019

NASKAH HKI



 
ANALISA PENGARUH PENILAIAN KINERJA KARYAWAN TERHADAP PROMOSI JABATAN PADA PT EMS
MEGA SEMESTA JAKARTA

Rosento

Akademi Sekretari dan Manajemen Bina Sarana Informatika Jakarta Email : rosento.rst@bsi.ac.id

Resti Yulistria

Akademi Sekretari dan Manajemen Bina Sarana Informatika Jakarta Email : resti.res@bsi.ac.id

M.Amas Lahat

Akademi Sekretari dan Manajemen Bina Sarana Informatika Jakarta Email : maslahat.mas@bsi.ac.id


ABSTRACT
Promotion Position is influenced by several factors, one of which is Performance Appraisal. If the Performance Appraisal is good then the greater the chance someone to get Promotion Position, and vice versa. The purpose of this study is to know the effect of Employee Performance Appraisal (X) on Job Promotion (Y) at PT EMS Mega Semesta Jakarta In this study the authors use primary data by distributing koesioner to the respondents ie employees of PT EMS Mega Semesta Jakarta. This research uses quantitative method with saturated sampling technique and calculated using statistical computer program that is SPSS version 21. From the calculation of Correlation Coefficient Test obtained results of 0.736 which shows a positive relationship between the influence of Employee Performance Appraisal on Promotion Position at PT EMS Mega Semesta Jakarta. Based on the calculation of Coefficient of Determination obtained the number of 0.541 indicates that the magnitude of influence Employee Performance Appraisal of Promotion of Position by 54% and the remaining 46% Promotion Position is influenced by other factors. The result of calculation of Simple Linear Regression analysis obtained the equation Y = 16,812 + 0,603 X which means there is significance between Employee Performance Appraisal to Promotion Position. The results of this study still need to be developed further to know other factors that can increase Promotion Position.

Keywords: Employee Performance Appraisal, Promotion Position


I.                   PENDAHULUAN

Perkembangan Teknologi Informasi di Era Globalisasi saat ini memberikan dampak yang sangat besar dalam kehidupan. Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan dalam kegiatan perusahaan. Berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusia (karyawan) dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu, setiap perusahaan perlu memikirkan bagaimana cara untuk melakukan pengembangkan sumber daya manusia agar dapat mendorong kemajuan bagi perusahaan dan bagaimana caranya agar karyawan tersebut memiliki produktivitas yang tinggi, yang tentunya pimpinan perusahaan perlu memotivasi karyawan, salah satu caranya yaitu dengan Promosi Jabatan.
Promosi Jabatan merupakan kesempatan untuk berkembang dan maju yang dapat mendorong karyawan untuk lebih baik dalam melakukan suatu pekerjaan di lingkungan organisasi atau perusahaan. Dengan adanya target promosi, pasti karyawan akan merasa dihargai, diperhatikan, dibutuhkan dan diakui kemampuan kerjanya oleh manajemen perusahaan sehingga mereka akan menghasilkan keluaran (output) yang tinggi serta akan mempertinggi loyalitas (kesetiaan) pada perusahaan. Oleh karena itu, pimpinan harus menyadari pentingnya promosi jabatan dalam peningkatan produktivitas yang harus dipertimbangkan secara objektif. Jika pimpinan telah menyadari


 
dan mempertimbangkan, maka perusahaan akan terhindar dari masalah-masalah yang menghambat peningkatan keluaran dan dapat merugikan perusahaan seperti: ketidakpuasan karyawan, adanya keluhan, tidak adanya semangat kerja, menurunnya disiplin kerja, tingkat absensi yang tinggi atau bahkan masalah-masalah pemogokan kerja. Untuk mengatasi masalah tersebut, perusahaan harus mengadakan penilaian kinerja.
Penilaian kinerja merupakan suatu cara dalam melakukan evaluasi terhadap prestasi kerja  para pegawai dengan serangkaian tolok ukur tertentu yang objektif dan berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta dilakukan secara berkala. Melalui penilaian kinerja akan diketahui seberapa baik pegawai telah melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, sehingga perusahaan dapat menetapkan balas jasa yang sepantasnya atas prestasi kerja tersebut.

II.                LANDASAN TEORI

A.                 Penilaian Kinerja
1.                  Pengertian Penilaian Kinerja
Istilah kinerja berasal dari kata job performance (prestasi kerja) atau actual performance (prestasi sesungguhnya yang dapat dicapai seseorang). Jadi pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Faisal Amir (2015:5) dalam bukunya menjelaskan bahwa Kinerja adalah sesuatu yang ditampilkan oleh seseorang atau suatu proses yang berkaitan dengan tugas kerja yang ditetapkan. Kinerja bukan ujung terakhir dari serangkaian sebuah proses kerja tetapi tampilan keseluruhan yang dimulai dari unsur kegiatan input, proses, output, dan bahkan outcome.
Sedangkan Penilaian yang disampaikan oleh Faisal Amir ( 2015 : 57 ) yaitu pemberian keputusan (judgement) atas sesuatu / seseorang berdasarkan sekumpulan data atau fakta yang dikaitkan dengan baku mutu (standard/measures) tertentu. Penilaian merupakan bagian akhir dari kegiatan evaluasi yang menghasilkan keputusan atau kesimpulan.

2.                  Elemen Penilaian Kinerja

Dalam proses penilaian kinerja, ada beberapa elemen penting yang menjadi dasar pokok dari proses ini. Elemen penilaian kinerja inilah yang akan menentukan efektivitas sistem evaluasi kinerja. Elemen pertama adalah proses penilaian kinerja harus mampu mengidentifikasikan standar-standar kinerja (performance standard). Standar kinerja sendiri didefinisikan sebagai patokan-patokan yang akan digunakan sebagai dasar penilaian kinerja aktual individu. Elemen kedua adalah pengukuruan kinerja (performance measure) yang didefinisikan sebagai rating atau angka yang digunakan untuk memberikan penilaian terhadap kinerja seorang kinerja. Elemen terakhir adalah pemberian umpan yang diberikan kepada pekerja sebagai hasil dari penilaian kinerja mereka. Ini berkaitan dengan hal- hal apa yang harus ditingkatkan, standar apa yang belum terpenuhi, dan keberhasilan-keberhasilan apa yang telah dicapai, Hanggraeni (2012:122).

3.                  Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja

Menurut Bangun (2012:232), tujuan dan manfaat penilaian kinerja diantaranya adalah:
1.      Evaluasi antar individu dalam organisasi
2.      Pengembangan diri setiap individu dalam organisasi
3.      Pemeliharaan system
4.      Dokumentasi

4.                  Dasar Penilaian Kinerja dan Standar Penilaian Kinerja

Dasar penilaian kinerja menurut Hasibuan (2014:93) adalah uraian pekerjaan dari seriap individu karyawan karna dalam uraian pekerjaan inilah ditetapkan tugas dan tanggung jawab yang akan dilakukan oleh setiap karyawan.
Penilai menilai pelaksaanaan uraian pekerjaan itu baik atau buruk, selesai atau tidak selesai, dan efektif atau tidak efektif. Tolok ukur yang akan dipergunakan untuk mengukur penilaian kinerja karyawan adalah standar. Sebuah standar dapat dianggap sebagai pengukur yang ditetapkan, sesuatu yang harus diusahakan sebuah model perbandingan dengan suatu alat untuk membandingkan suatu  hal yang lain.


 
Standar penilaian kinerja menurut Hasibuan (2014:93) dibagi dua, yaitu tangible standard dan intangible standard. Tangible standard yaitu sasaran yang dapat ditetapkan alat ukurnya. Standar ini dibagi menjadi atas : a) Bentuk standar fisik terbagi atas standar kualitas, kuantitas dan waktu. misalnya kilogram, meter, baik buruk, jam, hari. b) Standar dalam bentuk uang yang terbagi atas standar biaya, standar penghasilan dan investasi. Intangible Standard yaitu sasaran yang tidak dapat ditetapkat alat ukur karyawan terhadap perusahaan. Misalnya standard perilaku, kesetiaan, partisipasi, dan dedikasi.

5.                  Metode-metode Penilaian Kinerja

Menurut Handoko (2013:235) penilaian kinerja ada yang berorientasi pada masa lalu dan masa yang akan datang. Metode yang berorientasi pada masa yang lalu mempunyai kelebihan dapat mengukur perlakuan terhadap prestasi kerja yang telah terjadi. Kelemahannya adalah bahwa prestasi kerja dimasa lalu tidak dapat diubah. Tetapi dengan mengevaluasi prestasi kerja di masa lalu para pegawai memperoleh umpan balik mengetahui upaya-upaya mereka. Umpan balik ini selanjutnya  bisa mengarahkan kepada perbaikan prestasi. Umpan balik ini selanjutnya bisa mengarahkan kepada perbaikan-perbaikan prestasi. Teknik-teknik penilaian tersebut mencakup, yaitu:
1)   Skala Peringkat (Rating Scale)
Pada teknik ini, evaluasi dilakukan oleh penilaian terhadap para pegawai dengan skala tertentu yang terendah sampai dengan yang tertinggi. Tanggapan yang paling sesuai untuk setiap dimensi pelaksanaan kinerja.
2)   Ceklis (Checklist)
Penilai yang biasanya juga atasan langsung pegawai tinggal memilih kata-kata atau kalimat yang menggambarkan prestasi kerja dan karakteristik pegawai. Tetapi tanpa diketahui oleh penilai, departemen personalia bisa memberikan bobot pada item-item yang berbeda pada teknik ceklis. Pemberian bobot memungkinkan penilai dapat dikuantifikasikan sehingga skor total dapat ditentukan.
3)   Metode Peristiwa Kritis (Critical Incident Method)
Metode penilaian ini berdasarkan catatan-catatan penilai yang menggambarkan perilaku pegawai sangat baik atau sangat jelek dalam kaitannya dengan pelaksanaan kerja. Metode ini sangat berguna dalam memberikan umpan balik kepada pegawai mengenai kesalahan terakhir yang dibuatnya. Kelemahan metode ini adalah bahwa para atasansering tidak berminat mencatat peristiwa-peristiwa kritis atau terkesan cenderung mengada-ada.
4)   Metode Peninjauan Lapangan (Field Review Method)
Dalam metode ini, wakil ahli departemen personalia turun ke lapangan dan membantu dalam penilaian mereka. Spesialis personalia mendapatkan informasi khusus dari atasan langsung tentang prestasi pekerja yang sedang dinilai, lalu mempersiapkan evaluasi atas dasar informasi tersebut. Hasil evaluasi dikirim kepada penyelia untuk review, perubahan, persetujuan, dan pembahasan dengan pegawai yang dinilai.
5)    Tes dan Observasi Prestasi Kerja (Job Performance Test and Observation)
Metode ini digunakan bila jumlah pekerjaan terbatas. Penilaian prestasi kerja didasarkan pada tes pengetahian dan keterampilan. Dan berupa tertulis dan peraga keterampilan.
6)   Metode-metode Evaluasi Kelompok (Group Evaluation Method)
Metode ini biasanya berguna untuk pengambilan keputusan mengenai kenaikan upah, promosi dan berbagai bentuk penghargaan organisasional karena dapat menghasilkan ranking pegawai dari yang terbaik sampai dengan yang terjelek.

6.                  Dimensi Penilaian Kinerja

Penilaian Kinerja dilakukan dengan melalui beberapa komponen atau faktor-faktor penilaian. Masing-masing komponen memiliki bobot atau nilai tersendiri yang telah ditentukan sesuai dengan beban dan tanggung jawab yang diemban oleh suatu perusahaan. Menurut Kasmir (2016:203) untuk memudahkan pemahaman komponen penilaian yang umum diberikan adalah sebagai berikut:
1)      Absensi
Absensi merupakan keberadaan atau bukti kehadiran karyawan pada saat masuk kerja sampai dengan pulang kerja. Jumlah kehadiran karyawan akan mempengaruhi kinerjanya, artinya jika


 
kehadiran sesuai aturan atau standar yang telah ditetapkan maka kinerjanya dihitung baik atau baik sekali.
2)      Kejujuran
Kejujuran merupakan perilaku karyawan selama bekerja dalam suatu periode. Nilai kejujuran seorang karyawan biasanya dinilai berdasarkan ukuran yang telah ditetapkan sebelumnya. Sama seperti halnya dengan absensi, kejujuran juga memiliki standar minimal yang harus dibuat..
3)      Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukannya. Tanggung jawab tersebut dapat berupa kerugian langsung akibat dari perbuatannya atau kerugian tidak langsung.
4)      Kemampuan (hasil kerja)
Kemampuan merupakan ukuran bagi seorang karyawan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Penilain terhadap kemampuan karyawan biasanya didasarkan kepada waktu untuk mengarjakan, jumlah pekerjaan dan kualitas pekerjaan itu sendiri.
5)      Loyalitas
Loyalitas merupakan kesetiaan seseorang karyawan terhadap karyawan. Seorang karyawan harus selalu setia membela kepentingan perusahaan. Loyalitas seorang karyawan dapat pula dilihat dari pernah tidaknya seseorang melakukan pengkhianatan misalnya dengan memberikan informasi rahasia perusahaan kepada pihak lain.
6)      Kepatuhan
Kepatuhan merupakan ketaatan karyawan dalam mengikuti seluruh kebijakan atau peraturan perusahaan dan ketaatan untuk tidak melanggar atau melawan yang sudah diperintahkan.
7)      Kerja sama
Kerja sama merupakan saling membantu diantara karyawan baik antar bagian atau dengan bagian lain. Kerja sama ini bertujuan untuk mempercepat atau memperlancar suatu kegiatan.
8)      Kepemimpinan
Kepemimpinan artinya yang dinilai adalah kemampuan seseorang dalam memimpin. Dalam banyak kasus tidak semua orang memiliki kemampuan untuk memimpin para bawahannya, apalagi dalam kondisi yang beragam.
9)      Prakarsa
Prakarsa merupakan seseorang selalu memiliki ide-ide atau pendapat perbaikan atau pengembangan atas kualitas suatu pekerjaan. Prakarsa ini menandakan seseorang memiliki kepedulian kepada kemajuan perusahaan

B.                 Promosi Jabatan

1.                  Pengertian Promosi Jabatan
Promosi memberikan peranan penting bagi setiap pegawai, karena dengan promosi berarti adanya kepercayaan dan pengakuan mengenai kemampuan serta kecakapan pegawai bersangkutan untuk menjabat suatu jabatan yang lebih tinggi. Promosi merupakan titik tolak dari kemajuan seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan demikian promosi akan memberikan status sosial, wewenang (authority), dan tanggung jawab (responsibility) serta penghasilan (outcomes) yang semakin besar dari pegawai tersebut.
Hasibuan (2017:108), menjelaskan bahwa promosi adalah perpindahan yang memperbesar authority dan responsibility pegawai pada jabatan yang lebih tinggi dalam suatu organisasi sehingga kewajiban, hak, status, dan penghasilan semakin besar. Hal ini berarti seseorang yang memperoleh promosi jabatan akan memiliki wewenang dan tanggung jawab lebih besar karena memperoleh jabatan lebih tinggi.

2.                  Asas-asas Promosi Jabatan

Untuk Mencapai tujuan promosi, maka hendaknya promosi jabatan dilakukan berdasarkan asas-asas promosi jabatan sebagaimana Hasibuan (2017:108), yaitu meliputi:
1)   Kepercayaan
Promosi hendaknya berasaskan pada kepercayaan atau keyakinanmengenai kejujuran, kemampuan dan kecakapan karyawan yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik pada jabatan tersebut.


 
2)   Keadilan
Promosi hendaknya berasaskan kepada keadilan, mengenai penilaian kejujuran, kemampuan dan kecakapan terhadap semua karyawan. Penilaian harus jujur dan objektif jangan pilih kasih,tanpa melihat suku, golongan dan keturunannya.
3)   Formasi
Promosi harus berasaskan kepada formasi yang ada, karena promosi karyawan hanya mungkin dilakukan jika ada formasi jabatan yang lowong, untuk itu harus ada uraian pekerjaan/jabatan yang akan dilaksanakan oleh karyawan, promosi juga harus disesuaikan dengan formasi jabatan yang ada di dalam perusahaan.
Untuk melaksanakan promosi jabatan perusahaan harus memperhatikan dasar-dasar promosi terlebih dahulu yang dapat menjamin bahwa karyawan yang akan dipromosikan akan mempunyai kemampuan untuk menjabat jabatan yang lebih tinggi, seperti yang dikemukakan oleh Hasibuan (2017:109) dasar-dasar promosi adalah sebagai berikut:
1)        Pengalaman (senioritas) yaitu promosi yang didasarkan pada lamanya pengalaman kerja karyawan. Pertimbangan promosi adalah pengalaman kerja seseorang, orang yang terlama bekerja dalam perusahaan mendapat prioritas pertama dalam tindakan promosi.
2)        Kecakapan (ability) yaitu seseorang yang akan di promosikan berdasarkan penilaian kecakapan. Pertimbangan promosi adalah kecakapan, orang yang cakap atau ahli mendapat prioritas pertama untuk dipromosikan. Kecakapan merupakan kumpulan pengetahuan yang di perlukan untuk memenuhi hal-hal berikut:
a.    Kecakapan dalam pelaksanaan prosedur kerja yang praktis, teknik-teknik khusus, dan disiplin ilmu pengetahuan.
b.    Kecakapan dalam menyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam elemen dari perencanaan, pengorganisasian, dan pengaturan (directing), penilaian (evaluating), dan pembaruan (innovating).
c.    Kecakapan dalam memberikan motivasi secara langsung. Mengukur kecakapan (Know-How) yang mempunyai ukuran lebar dan dalam. Total kecakapan adalah jumlah dari lebar dan dalam, konsep ini sangat praktis dalam memberikan perbandingan dan penilaian terhadap bobot dari total kecakapan dalam berbagai pekerjaan, dalam berapa banyak pengetahuannya dan sampai berapa dalam pengetahuannya.
3)        Kombinasi pengalaman dan kecakapan, yaitu promosi yang berdasarkan pada lamanya pengalaman dan kecakapan. Cara ini adalah dasar promosi yang terbaik dan tepat karena mempromosikan orang yang paling berpengalaman dan terpintar, sehingga kelemahan promosi yang hanya berdasarkan pengalaman atau kecakapan saja dapat diatasi.

3.                  Tujuan Promosi Jabatan

Pada dasarnya promosi pegawai diarahkan kepada peningkatan dari ketetapan perusahaan dalam mencapai sasaran melalui pelaksanaan promosi jabatan dimana peran pegawai tersebut memperoleh kepuasan kerja sehingga memungkinkan seorang pegawai untuk memberikan hasil kerja yang terbaik kepada perusahaan sehingga dapat ditetapkan tujuan promosi sebagaimana yang dikemukakan oleh Hasibuan (2017-113), yaitu :
1)   Untuk memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa yang semakin besar kepada karyawan yang berprestasi kerja lebih tinggi.
2)   Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggaan pribadi, status sosial yang semakin tinggi, dan penghasilan yang semakin besar.
3)   Untuk merangsang karyawan agar lebih bergairah bekerja, berdisiplin tinggi, dan memperbesar produktivitas kerja.
4)   Untuk menjamin stabilitas kepegawaian dengan direalisasikan promosi kepada karyawan dengan dasar dan pada waktu yang tepat serta penilaian yang jujur.
5)   Kesempatan promosi dapat menimbulkan keuntungan berantai (multiplier effect) dalam perusahaan karena timbul lowongan berantai.
6)   Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya yang lebih baik demi keuntungan optimal perusahaan.
7)   Untuk menambah/memperluas pengetahuan serta pengalaman kerja para karyawan dan ini merupakan daya dorong bagi karyawan lainnya.


 
8)   Untuk mengisi kekosongan jabatan karena pejabatnya berhenti. Agar jabatan itu tidak lowong maka di promosikan karyawan lainnya.
9)   Karyawan yang di promosikan kepada jabatan yang tepat, semangat kesenangan, dan ketenangannya dalam bekerja semakin meningkat sehingga kinerjanya semakin meningkat.
10)  Untuk mempermudah penarikan pelamar, sebab dengan adanya kesempatan promosi merupakan daya pendorong serta perangsang bagi pelamar untuk memasukan lamarannya.
11)  Promosi akan memperbaiki status karyawan sementara menjadi karyawan tetap setelah lulus dari masa percobaannya.

4.                  Syarat-syarat Promosi Jabatan

Persyaratan promosi untuk setiap perusahan tidak selalu sama karena setiap perusahaan memiliki hal yang berbeda satu sama lainnya, tergantung pada perusahaan masing-masing. Menurut Hasibuan (2017:111-113) syarat-syarat promosi jabatan pada umumnya meliputi hal sebagai berikut :
1)   Kejujuran
Karyawan harus jujur, terutama pada dirinya sendiri, bawahannya, perjanjian-perjanjian dalam menjalankan atau mengelola jabatan tersebut, sesuai kata dengan perbuatannya. Ia tidak menyelewengkan jabatan untuk kepentingan pribadinya.
2)   Disiplin
Karyawan harus disiplin pada dirinya, tugas-tugasnya, serta mentaati peraturan-peraturan yang berlaku, baik tertulis maupun kebiasaan. Disiplin karyawan sangat penting karena hanya dengan kedisiplinan perusahaan dapat mencapai hasil yang optimal.
3)   Prestasi Kerja
Karyawan harus mampu mencapai hasil kerja yang dapat dipertanggungjawabkan kualitas ataupun kuantitas dan bekerja secara efektif dan efisien. Hal ini menunjukan bahwa karyawan dapat memanfaatkan waktu dan mempergunakan alat-alat dengan baik.
4)   Kerja Sama
Karyawan dapat bekerja sama secara harmonis dengan sesama karyawan, baik horizontal maupun vertikal dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian, akan tercipta suasana hubungan kerja yang baik diantaran semua karyawan.
5)   Kecakapan
Karyawan harus cakap, kreatif, dan inovatif dalam menyelesaikan tugas-tugas pada jabatan tersebut dengan baik. Ia dapat bekerja sama secara mandiri dalam menyelesaikan pekerjaan dengan baik, tanpa mendapatkan bimbingan terus-menerus dari atasannya.
6)   Loyalitas
Karyawan harus loyal dalam membela perusahaan atau korps dari tindakan yang merugikan perusahaaan atau korpsnya.
7)   Kepemimpinan
Karyawan harus mampu membina dan memotivasi bawahannya untuk bekerja sama dan bekeja secara efektif dalam mencapai sasaran perusahaan. Ia harus menjadi panutan dan memperoleh personality authority yang tinggi dari para bawahannya.
8)   Komunikasi
Karyawan harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mampu menerima atau mempersepsikan informasi dari atasan ataupun dari bawahannya dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahan komunikasi.
9)   Pendidikan
Karyawan harus telah memiliki ijazah dari pendidikan formal sesuai dengan spesifikasi jabatan.

C.                 Model Konseptual dan Hipotesis Penelitian

Konsep kinerja dan variabel anteseden Promosi Jabatan yang telah dibahas sebelumnya, memberikan pengembangan kerangka berpikir yang terangkum dalam model penelitian berikut ini.


 


Gambar 1. Pengaruh Penilaian Kinerja Karyawan Terhadap Promosi Jabatan

Berdasarkan model penelitian di atas, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H0 :     Tidak ada Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Promosi Jabatan pada PT EMS Mega Semesta Jakarta .
H1 :     Ada Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Promosi Jabatan pada PT EMS Mega Semesta.

III.             METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Data dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara, penyebaran kuesioner dan studi pustaka.

A.                 Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas penilaian kinerja (X) dan variabel terikat promosi jabatan (Y). Variabel Penilaian Kinerja (X) menggunakan indikator : absensi, kejujuran, tanggung jawab, kemampuan, loyalitas, kepatuhan, kerjasama, kepemimpinan dan prakarsa (Kasmir 2016:203) sedangkan variabel Promosi Jabatan (Y) menggunakan indikator : kejujuran, disiplin, prestasi, kerjasama, kecakapan, loyalitas, kepemimpinan, komunikasi dan pendidikan (Hasibuan 2017:111-113).

B.                 Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 35 orang Karyawan. Untuk sampel, penulis menggunakan sampel jenuh dengan tingkat kesalahan 5 %. Menurut Sugiyono (2009:97) sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampling jenuh digunakan apabila populasi relatif kecil atau digunakan apabila ingin melalukan penelitian yang general dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

C.                 Teknik Pengambilan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada 35 karyawan tetap PT EMS Mega Semesta Jakarta. Kuesioner diberikan langsung sehingga peneliti dapat memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan cara pengisian kuesioner kepada responden. Pertanyaan- pertanyaan pada kuesioner menggunakan skala likert.

Tabel 1. Skala Likert

Jawaban
Skor
Sangat setuju Setuju  Kurang Setuju Tidak setuju
Sangat tidak setuju
5
4
3
2
1
Sumber: Sugiyono (2016:93)

D.                 Metode Analisa Data

Metode analisa data dalam penelitian ini dengan menggunakan bantuan perangkat lunak statistik SPSS 21. Perhitungan sebagai dasar dalam analisa data meliputi Uji Koefisien Korelasi dan Uji Koefisien Determinasi serta Uji Persamaan Regresi.

IV.              HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.                 Populasi dan sampel
Populasi dari penelitian ini adalah 35 orang karyawan, sampel yang diambil dari populasi sebanyak 35 orang karyawan di PT EMS Mega Semesta Jakarta. Pengambilan sampel dengan menggunakan Sampel Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, tim penulis menggunakan Sampel Jenuh dengan tingkat kesalahan 5 %.

B.                 Karakteristik Responden



 
Berdasarkan kuesioner yang telah penulis sebar kepada 35 responden mengenai Penilaian Kinerja dan Promosi Jabatan pada PT EMS Mega Semesta Jakarta. Maka karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan terakhir responden. Berikut adalah karakteristik responden tersebut:

Tabel 2. Karateristik Responden

No.
Karateristik
Jumlah
Presentase (%)
1.
Jenis Kelamin

Pria
18
51 %

Wanita
17
49 %

Total
35
100 %
2.
Usia

20 - 30 tahun
19
54 %

31 - 40 tahun
16
46 %

41 – 50 tahun
-
-

>50 tahun
-
-
3.
Pendidikan

SMA / SMK
10
29 %

Diploma 3
7
20 %

Starata 1
18
51 %
Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner

C.                 Analisis Pengaruh Variabel Penilaian Kinerja Karyawan terhadap Variabel Promosi Jabatan

1.                  Uji Koefisien Korelasi
Pada pengujian ini penulis akan menganalisis pengaruh Penilaian Kinerja Karyawan terhadap Promosi Jabatan menggunakan pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap uji koefisien korelasi

Tabel 3. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat Rendah Rendah Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2016:184)

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi menggunakan SPSS Versi 21 diperoleh:

Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
16.812
4.072

.736
4.129
.000
Penilaian_kinerja
.603
.097
6.237
.000

 
Tabel 4. Hasil Uji Koefisien korelasi Coefficientsa





a. Dependent Variable: Promosi_jabatan Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 21, 2017

(H0)     : Tidak adanya pengaruh antara Penilaian Kinerja terhadap Promosi Jabatan
(H1)     : Adanya pengaruh antara Penilaian Kinerja terhadap Promosi Jabatan
Berdasarkan tabel koefisien di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikan adalah 0,000 < 0,1 maka keputusannya H1 diterima H0 ditolak, dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh antara Penilaian Kinerja Karyawan terhadap Promosi Jabatan.


 

Tabel 5. Uji Koefisien Kolerasi

Correlations

Penilaian_Kin
erja
Promosi_jabat
an

Pearson Correlation
1
.736**
Penilaian_Kinerja
Sig. (2-tailed)

.000

N
35
35

Pearson Correlation
.736**
1
Promosi_jabatan
Sig. (2-tailed)
.000


N
35
35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Hasil Perhitungan SPSS 21, 2017

Berdasarkan tabel koefisien korelasi dapat diketahui bahwa nilai R sebesar 0,736 dapat diartikan bahwa hubungan antara Penilaian kinerja dan promosi jabatan memiliki hubungan yang sangat kuat.

2.                  Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi menggunakan SPSS versi 21 diperoleh:

Tabel 6. Anova ANOVAa

Model
Sum of
Squares
Df
Mean Square
F
Sig.

Regression
322.220
1
322.220
38.904
.000b
1
Residual
273.323
33
8.283

Total
595.543
34

a.  Dependent Variable: Penilaian_Kinerja
b. Predictors: (Constant), Promosi_jabatan Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 21, 2017
(H0)        : Tidak adanya pengaruh antara Penilaian Kinerja Terhadap Promosi jabatan (H1)              :Adanya pengaruh antara Penilaian Kinerja terhadap promosi jabatan
Berdasarkan tabel anova dapat diketahui bahwa nilai signifikan sebesar 0,000 < 0.01 maka keputusannya H1 diterima dan H0 ditolak, dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh antara penilaian kinerja terhadap promosi jabatan.

Tabel 7. Uji Model Summary

Model Summary

Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1
.736a
.541
.527
2.878
a.  Predictors: (Constant), Promosi_jabatan Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 21, 2017
Berdasarkan tabel model summary dapat diketahui bahwa nila R square sebesar 0,541.Hal ini berarti varian yang terjadi pada variabel Penilaian kinerja Karyawan 54% ditentukan oleh varian yang terjadi pada variabel Promosi jabatan. Pengertian ini sering diartikan pengaruh Penilaian Kinerja Karyawan terhadap Promosi jabatan sebesar 54% dan sisanya 46% ditentukan faktor lain seperti Kemampuan, motivasi dan lai-lain yang masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

3.                  Uji Persamaan Regresi



 
Analisis regresi digunakan untuk memprediksi seberapa jumlah perubahan variabel Y jika X dimanipulasi. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi menggunakan SPSS versi 21 adalah:

Tabel 8. Uji Persamaan Regresi Coefficientsa

Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
16.812
4.072

.736
4.129
.000
Penilaian_kinerja
.603
.097
6.237
.000
a. Dependent Variable: Promosi_jabatan
Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 21, 2017
Berdasarkan tabel koefisien tingkat signifikan sebesar 0,000, maka H1 diterima dan H0 ditolak, maka kesimpulannya adalah adanya pengaruh yang sangat kuat atau signifikan, sehingga persamaan regresi yang dapat dibentuk adalah Y = 16,812 + 0,603X
Dimana : Y = Promosi jabatan
X = Penilaian Kinerja Karyawan
Artinya jika X = 0 atau tanpa Penilaian kinerja Karyawan maka Promosi jabatan sebesar 16,812 dimana jika X naik 1 angka atau setiap kenaikan Penilaian Kinerja sebesar 1 maka akan menaikkan Promosi Jabatan menjadi sebesar 17,42.

V.                 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:


1.      Penilaian Kinerja Karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Promosi Jabatan dengan nilai signifikansi sebesar 0.736
2.      Besarnya pengaruh Penilaian Kinerja Karyawan terhadap Promosi Jabatan sebesar 54,1%, sedangkan sisanya sebesar 43,9% dipengaruhi oleh faktor lain.
3.      Hubungan antara Penilaian Kinerja Karyawan terhadap Promosi Jabatan diperoleh persamaan regresi Y = 16,812 + 0.603X, artinya setiap kenaikan Penilaian Kinerja sebesar 1 maka akan menaikkan Promosi Jabatan menjadi sebesar 17,42.



DAFTAR PUSTAKA


Amir, Faisal. 2015. Manajemen Evaluasi Kinerja Karyawan. Mitra Wacana Media, Jakarta. Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Erlangga, Bandung.
Handoko, T.H. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. BPFE, Yogyakarta.
Hanggraeni, Dewi. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Hasibuan, Malayu. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara, Jakarta. Kasmir. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Rajawali Pers, Jakarta.
Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data Dengan SPSS. ANDI, Yogyakarta. Ridwan. 2009. Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika. Alfabeta, Bandung.
Sedarmayanti. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Refika Aditama, Bandung.
Siregar, Syofian. 2015. Statistika Terapan Untuk Perguruan Tinggi. Prenada Media Grup, Jakarta. Siagian, Sondang P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara, Jakarta.
Sugiyono.  2009.  Metode  Penelitian  Pendidikan  (Pendekatan  Kuantitatif, Kualitatif, (R&D).            CV. Alfabeta, Bandung
Sugiyono.  2015.  Metode  Penelitian  Pendidikan  (Pendekatan  Kuantitatif, Kualitatif, (R&D).            CV. Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, (R&D). CV. Alfabeta, Bandung.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog