Berisikan Tentang Penulisan Ilmiah dan lainnya

Senin, 25 Maret 2019

BUKU AJAR MSDM LANJUTAN_2


BAB 9
PENGGAJIAN



A.   Pengenrtian Gaji

Gaji menurut (Rivai, 2010) balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawna sebagai konsekuensi dari statusnya sebagai karyawna yang memberikan konstribusi dalam mencapai tujuan perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai bayaran tetap yang diterima seseorang karena keduudkannya dalam perusahaan

Gaji juga dapat diartikan sebagai balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai kompensasi dari keduudkanya sebagai seorang karyawan yang memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam mencapai tujuan perusahaan.


B.   Tujuan pemberian gaji

Tujuan pemberian gaji menurut  (Rivai, 2010)  sebagai berikut:

a.        Ikatan kerja sama

Dengan pemberian upah dna gaji terjalinlah ikatan kerja sama formal anatar pemilik/ pengusaha dengan karyawan. Karyawan harus menerjakan tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan pemilik/ pengusaha wajib membayar gaji dnegan perjanjian yang sesuai.

b.    Kepuasan kerja

Dengan upah dan gaji, karyawan akan dapat emmenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial, dan egositiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dan jabatannya.

c.         Pengadaan efektif

Jika program gaji ditetpkan cukup besar, pengadan karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah

d.    Motivasi

Jika gaji yang diberikan cukup besar, manajer akan lebih mudah memotivasi karyawannya

e.         Stabilitas karyawan

Dengan program gaji atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi yang kompentitif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turnover relatif kecil

f.         Disiplin

Dengan pemberian gaji yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin baik. Mereka akan menyadari serta mentaati pertauran-peraturan yang berlaku

86


g.        Pengaruh serikat buruh

Dengan program gaji yang baik pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawn akan berkonsentrasi pada pekerjaannya

h.    Pengaruh asosiasi usaha sejenis/kadin

Dengan program gaji atas prinsip adil dna layak serta eksternal konsentrasi yang kompetitif maka satabilitas karyawan lebih terjamin karen aturnover relatif kecil dna perbindahan keperusahaan sejenis dapat dihindarkan

i.          Pengaruh pemerintah

Jika program gaji sesuai dengan Undang-Undang perburuhan yang berlaku, maka intervensi pemerintah dapat dihindari.


C.   Langkah Penentuan Gaji dan Upah

Secara umum penentuannya dapat dilakukan dnegan langkah-langkah sebagai berikut:

a.        Menganalisis Jabatan/Tugas

Mencari informasi tentang tugas-tugas yang dilakukan dan persyaratan yang diperlukan

b.    Evaluasi jabatan

Mempertimbangkan faktor-faktor, seperti tanggung jawab, keterampilan tingkat usaha dna lingkungan kerja. Beberapa metode yang dapat dilakukan:

1.        Metode pemeringkatan (job ranking) Langkah-langkahnya dalah sebagai berikut: a). Mendapatkan informasi jabatan

b).  Menetukan jabatan yang akan dinilai

c). Menentukan faktor-faktor yang dikompensasi d). Memeringkatan jabatan satu dan yang lain

2.        Metode pengelompokan (job Grading) Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a). Uraian tingkat berdasarkan faktor-faktor yang dapat dikompensasi b). Membuat tingkatan

c). Mengelompokan jabatan-jabatan yang ada sesaui dengan tingkatan yang sudah ditentukan

d).  Menentukan besarnya gaji

87


3.        Metode perbandingan faktor, langkah-langkahnya sebagai berikut: a). Memperoleh informasi jabatan

b). Menntukan faktor-faktor yang dapat di kompensasikan c). Menetukan jabatan kunci

d). Memeringkat jabatan kunci berdasarkan faktor yang dapat dikompensasi e). Mendistribusikan tarif upah untuk faktor yang dapat dikompensasi

f). Menyajikan dalam sebuah bagian perbandingan g). Mengevaluasi pekerjaan lain

4.        Metode penetuan point (point System) langkah-langkahnya sebgai berikut: a). Menetukan secara rinci faktor-faktor yang dapat dikompensasi

b). Menetukan level faktor-faktor yangdapat dikompensasi c). Menetukan pin untuk setiap faktor


D.    Tantangan Dalam Penetuan Gaji Dan Upah

Ada sejumlah fkator yang mempengaruhi tingkat gaji yangs ering di luar kemepuan

perusahaan untuk mengendlaikannya seperti:

a. Tingkat gaji yang lazim

b. serikat buruh

c.  pemerintah

d.  kebijakan dan strategi penggajian

e.  faktor internasional

f.  nilai yang sebanding dan pembanyaran yang sama

g.  biaya dan produkstivitas


E.   Struktur Gaji

Perusahaan-perusahaan swasta kebanyakan berlkau apa yang disebut struktur upah. Menurut (Winarni, 2006) struktur gaji adalah rangkaian angka (nilai) upah untuk setiap pekerjaan/jabatan atau kelompok/golongan/kelas yang rendah yang disusun secara ebrurutan dari tingkat yang tinggi, mengikiti strukstur golongan jabatan yang ada dalam perusahaan.

Menurut  (Winarni, 2006)  bentuk-bentuk struktur gaji terdiri dari:

a.struktur gaji bentuk harga tunggal



88


lamanya masa kerja seorang pekerja tidak dijadikan dasar untuk menentukan besarnya kemajuan gaji individu pekerja. Prestasi pekerja dihargai dalam bentuk “insentif” tunai secara langsung. Sednagkan”kemajuan” upah akan sama besarnya untuk setiap pekerjaan dan biasanya merupakan hasil perundingan/kesepakatan kerja sama atau karena diberikan kenaikan upah minimum oleh perusahaan. Patokan upah bentuk ini biasa digunakan untuk golongan semi skilled dan skileed

b. Struktur haji bentuk angka terendah dan tertinggi

Seorang pekerja diberikan kesempatan untuk bersaing dalam prestasi sehingga seorang pekerja bisa mendapatkan kemajuan upah yang berbeda dengan seorang pekerja lainnya. Patokan ini biasanya digunakan untuk golongan manajer dan staf senior. Patoakn ini digunakans ebagai alasan bahw aperusahaan harus menerapkan sistem prestasi kerja yang canggih, fair dan objektif yang biasnaya didasarkan pada pencapaian sasaran kerja individu

c. Struktur gaji berkala

Skala kemajuan gaji seorang pegawai mengikuti lamnaya kerja pegawai yang bersangkutan. Lamanya mas akerja seorang pegawai diniali sebagai loyalitas. Disamping itu kemajuan gaji juga harus dikaitkan juga dnegan prestasi. Tanggal kenaikan gaji dibuat Fixed, sehingga pengaturannya mudah dan patokannya kenaikan gaji sudah tersedia. Patokan ini biasa digunakan untuk golongan pelaksana


F.Komponen Gaji Dan Upah

Jumlah yang harus dibayarkan perusahaan atau jumlah yang akan diterima kepada pegawai atau karyawan akan terdiri dari gaji atau upah pokok ditambah dnegan tunjangan-tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang dan uang lembur. Apabila diambil conroh menurut struktur penggajian PNS maka komponen-komponennya terdiri dari:

a.        Gaji pokok

Jumlah imbalan yang dianggap layak bagi seorang pegawai untuk memenuhi penghidupan selama stu bulan. Jumlah ini merupakan dasar yang dipergunakan untuk menetapkan besarnya tunjangan keluarga dan pokok pensiun. Bersarnya gaji pokok akan meningkat sesuai dnegan tingkat pangkat dan masa kerja golongan.

1.        CPNS gaji pokoknya = 80% dari gaji pokok sesuai mas akerja golongan dna ruang dalam skala gaji pokok PNS



89


2.        Pegawai gaji pokoknya = 100% sesaui mas akerja golongan dari ruang dalam skala gaji pokok PNS

b.    Tunjangan keluarga

Tunjangan ini diberikan kepada setiap pegawai yang menikah terdiri dari:

1.        Tunjangan istru/suami= 10% dari gaji pokok

2.        Tunjangan anak = 2% dari gaji pokok (untuk setiap anak maksimal 2 anak)

c.         Tunjangan beras

Bagi setiap pegawai dna keluarganya diberikan tunjangan pangan beras setara dengan

1.        10 kg untuk pegawai yang bersangkutan

2.        10 kg untuk istri/suami

3.        10 kg untuk setiap anak, maksimal 2 anak

d.    Tunjangan struktural

Tunjangan ini diberikan kepad apegawai yang menduudki jabatan struktural tertentu. Nilai nomina tunjangan ini penetapannya didasarkan atas faktor kepantasan dan ketersediaannya anggaran. Jumlahnya bervariasi tergantung dari jabatan seseorang dalam struktur organisai maupun eselon yang diembannya oleh seorang pegawai

e.         Tunjangan fungsional

Tunjangan ini bervariasi tergantung dari fungsi pekerjaan pegawai yang bersangkutan dalam memperlancar pelaksanaan tugas organisasi.

f.         Tunjangan lain-lain

Diberikan kepada pegawai yang ebrtugas dan bertempat tinggal didaerah terpencil

g.        Tunjangan selisih penghasilan

Tunjangan ini diberikan kepada pegawai-pegawai yang dialihkan statsunya dari pegawai BUMN ke status pegawai negri biasa

h.    Tunjangan perbaiakn penghasilan

Diberikan sebagai akibat dari adanya keputusan pemerintah yang menaikan gaji pokok tanpa mengubah nilai nomina gaji pokok yang tercatat

i.          Iuran wajib pegawai (IWP)

Pegawai diwajibkan untuk emmebayar iuran wajib pegawai (IWP) sebesar 10% dari gaji pokok dan 10% dari tunjangan keluarga dengan rincian sebagai berikut:
1.        43/4% untuk iuran pensiun

2.        2% untuk iuran pemeliharaan

90


3.        31/4% untuk iuran tabungan (sosial dan hari tua)

j.          Pembulatan (dibulatkan ke atas manjadi ratusan rupiah)

1.        Tunjangan istri/suami dna anak

2.        Tunjangan khusu pajak (PNS)

3.        Potongan-potongan

4.        Jumlah penghasilan bersih yang dibayarkan


Evaluasi Bab 9

1.        Balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari kedudukan sebagai seorang karyawan yang memberikan sumbangan tenaga dna pikiran dalam mencapai tunjangan perusahaan, adalah

a.      Gaji

b.      Upah

c.      Insentif

d.     Kompensasai tidka langsung

e.      biaya

2.        Tunjangan yang bervariasi tergantung dari fungsi pekerjaan pegawai yang bersangkutan dlaam memperlancar pelaksanaan tugas organisasi adalah......

a.      Tunjangan fungsional

b.      Tunjangan struktural

c.      Gaji pokok

d.     Tunjangan keluarga

e.      Tunjangan beras

3.        Diberikan sebagai akibat dari adanya keputusan pemerintah yang menaikan gaji pokok tanpa mengubah nilai nominal gaji pokok yang tercatat, adalah....

a.      Tunjangan fungsional

b.      Tujunagn struktural

c.      Gaji pokok

d.     Tunjnagan keluarga

e.      Tunjangan perbaikan penghasilan

4.        Tunjangan yang diberikan kepad apegawai yang menduudki jabatan struktural tertentu adalah....

a.        Tunjangan fungsional

91


b.        Tunjangan struktural

c.        Gaji pokok

d.       Tunjangan keluarga

e.        Tunjangan beras

5.        Faktor yang mempengaruhi tingkat gaji yang sering di luar kemmepuan perusahaan untuk mengendalikan tantangan dalam penentuan gaji dna upah adalah

a.      Serikat buruh

b.      Gaji

c.      Insentif

d.     Kompensasi tidka langsung

e.      Mengendlaikan biaya















































92


BAB 10
MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA

A.   Pengertian Motivasi Dan Kepuasan Kerja

Setiap individu dalam perusahaan berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda, maka sangat penting bagi perusahaan untuk melihat apa kebutuhan dan harapan karyawannya, apa bakat dan keterampilan yang dimiliki serta bagaimana rencana pegawai pada masa yang akan datang jika perusahaan mengetahui hal-hal tersebut akan lebih mudah untuk menempatkan pegawai pada posisi yang paling tepat, sehingga pegawai akan termotivasi.

Pada dasarnya motivasi dapat memacu karyawan untuk bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan, berikut pengertian motivasi dan kepuasan kerja.

Motivasi berasal dari kata mevore, yang artinya dorongan daya batin atau menggerakan, sedangkan to motivation artinya mendorong untuk berperilaku atau berusaha. Motivasi dalam manajemen hanya ditunjukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan perusahaan yang telah ditentukan.

Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan dorongan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.

Edwin B Flippo

Direction or motivation is essence, it is a skill in aligning employee and organization interest so that behavior result in achievement of employee want simultaneously with attainment or organizational objectives. (Motivasi adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai).

Menurut American Encyclopedia Motivation: That predisposition (it self the subject of much controvency) Within the individual wich arouses sustain and direct his behavior. Motivation involve such factor as biological and emotional needs that can only be inferred from observation behavior). (Motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkitkan semangat yang mengarahkan pada tindaktanduknya. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia).

93


Merle J. Moskowits

Motivation is usually refined the initiation and direction of behavior, and the study of motivation is in effect the study of course of behavior. (Motivasi secara umum didefinisikan sebagai inisiasi dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku).

Motivasi menurut (Rivai, 2010) serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesipikasi sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan sesuatu yang invisible yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan.

Menurut (Mangkunegara, 2005) Motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan.

Kepusan kerja merupakan hasil keismpulan seseorang pegawai tentang perbandingan antara hasil kerja yang diharapkan dengan hasil yang di peroleh. Perbandingan antara apa yang pekerja berikan untuk perusahaan dengan imbalan yang nyata diterima, atau perbandiannya antara imbalan yang di perkirakan diterima dengan yang benar diterima.

Pada dasarnya motivasi dapat mendorong pegawai untuk bekerja lebih giat lagi sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan. Hal ini akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaan.

B.    Proses Motifasi

Proses motivasi menurut (Sihotang, 2007) sebagai berikut.

1.    Proses terjadinya motivsi pada dasarnya ditimbulkan oleh adanya kebutuhan yang menuntut pemenuhannya

2.    Lalu bergerak mencari suatu cara mempengaruhi kebutuhan itu

3.    Berikutnya berprilaku atau bekerja yang berorientasi pada tujuan

4.    Hasil kerja yang dievaluasi merupakan tujuan yang dicapai

5.    Diperoleh imbalan, upah, pengakuan dan kemungkinan hukuman

6.    Imbalan yang diperoleh dapat memenuhi kebutuhan semula diawal proses yang disebut kepuasan.

Kepusan merupakan suatu persepsi subjektif tentang adanya keseimbangan antara reward yang diharapkan dengan nilai reward yang nyata diterima seorang pegawai sebagai hasil pekerjaannya. Apabila perbandingan antara reward yang diharapkan dengan

94


kenyataan yang diterima sangat jauh bedanya, maka pekerja bukannya merasa puas, tetapi sebaliknya ketidak puasan yang dirasakan pegawai sehingga menjadi kecewa dan menurunnya motivasi kerja.


C.    Hubungan Motivasi Dan Kepuasan Kerja

Motivasi dapat memberikan dorongan kepada pegawai untuk melakukan pekerjaan lebih keras lagi, sehingga imbalan yang didapat pegawai dari perusahaan sesaai dengan apa yang diberikan pegawai kepada perusahaan. Ini membuktikan bahwa adanya hubungan motivasi dengan kepuasan kerja.

Menurut (Sihotang, 2007) menjelaskan hubungan motivasi dengan kepuasan kerja dalam tabel berikut ini.


Tabel. X.1. Hubungan motivasi dengan Kepuasan kerja
Kepuasan

Tinggi


Rendah
I
Nilai  positif  bagi  organisasi  dan
III
Nilai
positif bagi organisasi tapi negatif

bagi pekerja

bagi pekerja
II
Nilai negatif organisasi tapi positif
IV
Nilai
negatif  bagi  organisasi  dan  bagi

bagi pekerja

pekerja
Sumber: Sihotang (2007)

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa kuadran I tergambar pegawai bermotivasi tinggi, sangat baik bagi perusahaan dan baik pula bagi pegawai, keadaan yang di kuadran pertama adalah keadaan yang paling ideal.

Kuadran II menggambarkan pekerja yang bermotivasi tinggi berdampak baik terhadap perusahaan tapi negatif bagi pekerja karena mereka menerima reward yang lebih rendah dari yang diharpkan, keadaan ini dapat menyebabkan pegawai mengundurkan diri.

Kuadran III menggambarkan kinerja pegawai rendah, dirasakan baik untuk pegawai akan tetapi negatif bagi perusahaan karena perushaan merasa memenuhi kebutuhan pegawai tetapi sipegawai tidak memberikan kontribusi yang positif bagi organisasi.

Kuadran IV menggambarkan pegawai tidka bekerja dengan baik dan tidak memperoleh motivasi yang cukup dari perusahaan. Pekerja demikian ini tidak berguna bagi perusahaan. Keadaan ini menyebabkan terjadinya pemberhentian pegawai.

Dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pegawai yang merasa puas dengan pekerjaannya belum tentu, karena prestasi yang tinggi bagi organisasinya dan sebaliknya organisasi yang tinggi prestasi karyawannya belum tentu selalu memberikan

95


reward yang tinggi juga kepada pegawai. Dan untuk menciptakan situasi kerja dengan produktivitas tinggi dan kehidupan kerja yang memuaskan semua pihak merupakan usaha keras dan cukup sulit, maka selalu diupayakan secara berkelanjutan.


D.   Faktor-Faktor Motivasi Kerja

Motivasi kerja terdiri dari dua faktor yaitu faktor individual dan faktor organisasi. Menggabungkan faktor individu dna faktor organisasi adalah pekerjaan yang sulit dalam memotivasi sumber daya manusia dengan pekerjaan yang beraneka ragam, karena motivasi seorang pegawai salah satunya dipengaruhi oleh kebutuhan dan dasar pendidikannya.

Yang termasuk kedalam faktor individual adalah kebutuhan-kebutuhan individu masing-masing yang tidak terbatas, tujuan-tujuan setiap individu atau pegawai dalam mengerjakan pekerjaan atau mendapatkan pekerjaan, sikap dan kemampuan setiap individu dalam menyelesaikan pekerjaan.

Sedangkan yang termasuk kedalam faktor organisai adalah, pembayanan gaji atau upah yang diberikan perusahaan, keselamatan dan kesehatan kerja, para supervisi, dan para pengawas fungsional.


E.       Teori-Teori Motivasi

Dalam membahas motivasi pekerja didalam berbagai perusahaan, teori motivasi dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu.

a.    Teori-teori content

Teori content terutama teori tentang kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow.

b.   Teori-teori proses

Sedangkan teori proses menyatakan bahwa prilaku seorang pekerja dapat dikendalikan dengan imbalan dan hukuman.

Banyak pakar yang telah mengemukakan tentang teori motivasi, namun yang menonjol untuk dibahas sebagai berikut.

a. Teori motivasi Abraham Maslow

Menurut Maslow setiap diri manusia terdiri dari lima kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Berikut gambar hierarki kebutuhan menurut Maslow.



96


Aktualisasi
Diri


Penghargaan


Kepemilikan Sosoal


Rasa Aman


Kebutuhan Fisiologis


Gambar. XI. 1 Hierarki Kebutuhan Maslow

Gambar diatas menunjukan urutan dan rangkaian kebutuhan seseorang seuai alur yang dijelaskan oleh teori Maslow. Semakin keatas kebutuhan seseorang semakin sedikit jumlah dan kualitas manusia yang memiliki kriteria kebutuhannya.

Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan fisik seperti pangan, sandang, papan. Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan keamanan jiwa, raga dan kemanan harta benda yang dimiliki. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk memiliki keluarga dan sanak saoudara, rasa dihormati, status sosial, harga diri, kebutuhan pendiidkan dan agama. Dan kebutuhan penghargaan adalah kebutuhan prestise dan percaya diri dengan berbagai titel dna gelar-gelar kehormatan. Sedangkan kebutuhan yang paling tinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan sebagai pembuktian kesuksesan seseorang dalam berkarya.

b. Teori motivasi Douglas Mc.Gregor

Douglas Mc.Gregor menytakan dua pandangan yang berbeda tentang manusia, negatif dengan tanda X dan positif dengan tanda Y. McGregor merumuskan asumsi dan prilaku manusia dalam organisasi sebagai berikut.

Teori X (negatif) merumuskan asumsI pegawai sebenranya tidka suka bekerja dan jika ada kesempatan dia akan menghindari atau bermalas-malasan dalam bekerja, pegawai yang tidak suka atau tidka menyukai pekerjaan harus diatur dan dikontrol bahkan mungkin ditakuti untuk menerima sanksi hukuman jika tidka bekerja dnegan sungguh-sungguh, pegawai akan menghindari tanggung jawab dan mencari tujuan formal sebisa mungkin,



97


karena kebanyakan pegawai akan menempatkan keamanan diatas faktor lain yang berhubungan erat dengan pekerjaan dna akan menggambarkannya dnegan sedikit ambisi.

Sedangkan teori Y (positif) memiliki asumsi sebagai berikut. Pegawai akan memendang suatu pekerjaan sebagai suatu yang wajar, lumrah dna alamiah baiak tempat bermaian atau beristirahat dalam atrian berdiskusi atau sekedar teman bicara. Manusia akan melatih tujuan pribadi dan pengontrol diri sendiri jika mereka melakukan komitmen yang sangat objektif. Dan kempuan untuk melakukan kepuasan yang cerdas dan inovatif adalah terbesar secara meluas diberbagai kalangan tidak hanya memalui dari kalangan top manajement atau dewan direksi.

Pemimpin perusahaan harus menggunakan kedua motivasi tersebut. Masalah utama dari motivasi ini adalah proporsi penggunaannya dan juga kapan akan menggunakanya. Para pemimpin yang lebih percaya bahwa ketakutan akan mengakibatkan seorang pegawai akan segera bertindak mereka kan lebih banyak menggunakna teori X. Dan bgeitu juga sebaliknya pemimpin yang percaya kesenagna kan menjadi dorongan untuk bekerja ia kan menggunakan teori motivasi positif (Y). Berikut tabel ciri-ciri Teori X dan teori Y


Tabel XI. 1.

Ciri-Ciri Teori X dan Teori Y



Teori X


Teori Y
1.
Manusia pada dasarnya malas

1.
Manusia pada dasarnya aktif
2.
Orang bekerja untuk uang

2.
Manusia ingin kepuasan
3.
Supaya produktif harus diancam

3.
Mereka perlu dirangsang
4.
Perja tergantung atasan

4.
Manusia bersikap dewasa
5.
Ketergantungan pada atasan

5.
Dapat berusaha sendiri
6.
Perlu perintah


6.
Orang   memahami   apa   yang   perlu
7.
Berminat pada kebutuhan diri sendiri

dikerjakan
8.
Orang perlu instruksi

7.
Perlu pengakuan dan dihargai
9.
Perlu pengawasan


8.
Orang ingin memebri arti pada hidupnya
10.
Orang ingin dihormati

9.
Orang mau ningkatkan pengertian
11.
Orang terkotak-kotak

10.
Orang menghargai sesama
12.
Orang sulit berubah

11.
Orang terintegrasi
13.
Orang
harus
mengabdi
pada
12.
Orang bosan pada yang monoton

pekerjaan



13.
Orang ingin realisasi cita-cita
14.
Orang terbentuk karena keturunan
14.
Orang selalu berkembang tumbuh
15.
Orang perlu didorong

15.
Orang perlu kebebasan dan dibantu agar






maju
Sumber: Sihotang (2007)









98


c. Teori motivasi David Mc. Clelland

David menganalisis tiga kebutuhan yang sangat penting dalam perusahaan tentang motivasi mereka dengan mefokuskan pada tiga hal. Pertama kebutuhan dalam mencapai kesuksesan; kempauan untuk mencapai hubungan kepada standar perusahaan yang telah ditentukan juga perjuangan karyawan untuk menuju keberhasilan

Kedua kebutuhan dalam kekuasaan atau otorisasi; kebutuhan yang membuat orang berprilaku dalam keadaan yang wajar dan kebijaksanaan didalam tugas masing-masing Ketiga kebutuhan untuk berafiliasi; hasrat untuk bersahabat dna mengenal lebih dekat rekan kerja atau para pegawai didalam perusahaan.

Apabila sesorang telah di hinggapi Achievement needs (kebutuhan keberhasilan) maka seorang tersebut akan menetukan tujuan yang dapat dicapai secara tepat dan akurat, menyukai pekerjaan dan sangat berkepentingan atas keberhasilan, lebih menyukai pekerjaan yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan pekerjaan, dan tidak cepat merasa puas atas pendapatannya yang sudah cukup besar akan tetapi akan selalu berupaya untuk lebih betumbuh dna berkembang lagi.

d. Teori motivasi Frederick Herzberg

Teori ini berhubungan langsung dengan kepuasan kerja, teori ini meneliti tentang dua kondisi yang mempengaruhi seorang di dalam pekerjaannya. Konsisi pertama adalah faktor motivator adalah keberhasilan, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, pengembangan, dan kondisi ke dua adalah hygiene yang justru menimbulkan rasa tidak puas pad apekerja adalah kebijaksanaan adminsitrasi, supervisi yang sangat ketat, hubungan antar pribadi, kondisi kerja, gaji dna upah.

Faktor hygiene apabila tidak terpenuhi akan mneimbulkan ketidakpuasan kerja dan akan timbul keluhan-keluhan dari pegawai tatepai sebaliknya apabila terpenuhi tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja. Sebagai contoh apabila faktor kenaiakn gaji dna upah tidka berpenagruh untuk memotivasi pekerja lebih rajin dan lebih produktif, karena faktor gaji dan upah tergolong pada faktor hygiene, akan tetapi kalau gaji dna upah tidka terpenuhi atau tidak dibayar tepat waktu akan timbul ketidak puasan kerja.

e. Teori motivasi Victor Vroom’s

Pola dasar pemikiran teori ini adalah expectacy theory. Teori ini mengemukakan bahwa tindakan pegawai cendrung untuk dilakukan karena harapan hasil yang akan dia dapat. Seperti harapan mendaptakan bonus, adanya kenaikan gaji, promosi jabatan dna



99


penghargaan atas pekerjaan yang telah dilakukan. Pada intinya teori ini fokus pada hubungan sebagai berikut.

1.        Effort-performance relationship, pobabilitas yang akan diterima oleh individu dengan mengarahkan kemampuannya untuk suatu hasil kerja yang baik

2.        Performance-reward relationship, tingkatan kepercayaan individu atas hasil kerja tertentu akan mengakibatkan harapan yang diinginkan

3.        Reward-personal goal relationship, penghargaan organisasi atas seseorang mengakibatkan kepuasan individu didalam bekerja

Pola dasar expectacy theory adalah pemahaman antara individu dan hubungannya

dengan hasil kerja dna kemampuan hasil kerja antarahasil kerja dan penghargaan dna kepuasan tujuan individu.

Dalam teori ini ada empat asumsi mengenai prilaku individu dalam perusahaan ke empat asumsi tersebut sebagai berikut.

1.        Prilaku individu ditentukan oleh kombinasi faktor-faktor individu dna faktor-faktor lingkungan

2.        Individu mengambil keputusan dengan sadar mengenai prilakunya sendiri dalam perusahaan

3.        Individu mempunyai kebutuhan, keinginan, dna tujuan yang berbeda

4.        Individu memutuskan diantara prilaku alternatif berdasarkan harapannya bahwa suatu eprilaku akan mengarahkan pada tujuan yang diinginkan.

Model expectacy theory mempunyai sejumlah implikasi nyata yang dapat dilihat pada gambar berikut.

Imbalan

intrinsik


kinerja
Persepsi terhadap
Tujuan  tercapai
pengorbanan
dan kepuasan



Imbalan

ekstrinsik

Sumber: Rivai (2005)

Gambar XI. 2 Model Teori Harapan




100


Jika imbalan menjadi motivator maka akan cocok untuk individu yang terlibat, segingga pemimpin dapat menetukan imbalan apa yang diidnginkan oleh pegawai dengan rekasinya dalam situasi yang berbeda-beda dan menanyakan imbalan apa yang mereka inginkan. Sehingga dapat mengidentifikasi tingkat kinerja atau prilaku yang dinginkan dna dapat emmebritahukan pekerjaan apa yang harus dilakukan akar mereka mendapat imbalan.

Untuk mempertahankan motivasi imbalan yang layak harus jelas dikaitkan dalam suatu kinerja dalam waktu singkat. Perbedaan antara rencana imbalan denganpengaruh laian didalam lingkungan kerja memungkinkan dilakukannya penyesuaian didlama sistem imbalan. Sehingga imbalan yang kecil akan menjadi motivator yang kecil pula.


Evaluasi Bab 10

1.        Pemberian daya penggerak yang menciptakan dorongan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Adalah....

a.    Kinerja

b.    Kompensasigaji

c.    Motivasi

d.   Insnetif

e.    Perintah atasn

2.        Dibawah ini yang tidka termasuk proses motivasi menurut Shiotang (2007) adalah......

a.    Lalu bergerak mencari suatu cara mempengaruhi kebutuhan itu

b.    Berikutnya berprilaku atau bekerja yang berorientasi pada tujuan

c.    Hasil kerja yang dievaluasi merupakan tujuan yang dicapai

d.   Diperoleh imbalan, upah, pengakuan dan kemungkinan hukuman

e.    Proses terjadinya motivasi timbul karena tidka adanya kebutuhan untuk memenuhinya

3.        Motivasi kerja terdiri dari dua faktor yaitu......

a.    Individu dan organisasi

b.    Kebutuhan dan cara untuk memenuhinya

c.    Internal dan eksternal

d.   Atasan dan bawahan

e.    Pegawai dna perusahaan

101


4.        Setiap diri manusia terdiri dari lima kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Adalah teri menurut......

a.    Abraham Maslow

b.    Douglas Mc.Gregor

c.    David Mc. Clelland

d.   Frederick Herzberg

e.    Victor Vroom’s

5.        Teori ini mengemukakan bahwa tindakan pegawai cendrung untuk dilakukan karena harapan hasil yang akan dia dapat. Adalah.,......

a.      Abraham Maslow

b.      Douglas Mc.Gregor

c.      David Mc. Clelland

d.     Frederick Herzberg

e.      Victor Vroom’s







































102


BAB 11
KEDISIPLINAN

A.   Pengertian Kedisiplinan

Kedisiplinan yang baik menggambarkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan. Kedisiplinan merupakan hal yang sangat penting dalam segala kegiatan yang dilakuakan oleh manusia, terutama dalam usaha meningkatkan perbaikan pekerjaan dan mutu dari hasil pekerjaan.

Kedisiplinan adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan seseorang yang sesuai dnegan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun yang tidak.

Menurut (Hasibuan, 2016) menyatakan kedisiplinan adalah bila mana karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

(Fathoni, 2006) menyatakan kedisiplinan adalah fungsi operatif keenam dari sumber daya manusia,kedisiplinan ini merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapai, tanpa disiplin karyawan yang baik sulit bagi perusahaan mencapai hasil yang optimal.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan betapa pentingnya kedisiplinan kerja. Karyawan yang disiplin tinggi berati karyawan harus mentaati semua peraturan yang ada diperusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis dan tidak mengelak adanya sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Dalam upayannya untuk melaksanakan disiplin dengan baik yang harus dimiliki oleh para pekerja adalah kesadaran akan arti pentingnya aturan. Oleh sebab itu diperlukan prinsip disiplin yang baik. Kedisiplinan akan tercipta dengan baik apabila disertai dengan pengawasan yang efektif. Kedisiplinan kerja dapat bersifat eksternal yaitu jika ketaatan, ketekunan, sikap kelakuan, sikap hormat aturan kerja dirasakan sebagai suatu yang ditentukan dari luar oleh orang lain, sehingga akan timbul pengertian kedisiplinan yang negatif yaitu sebagai unsur didalam sikap patuh disebabkan karena adanya overlapping of interesta melainkan karena takut dihukum.






103


B.   Pentingnya Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Kedisplinana harus ditegakan dalam suatu perusahaan karena tanpa adanya dukungan kedisiplinan dari karyawan yang baik akan sulit perusahaan untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.

Kedisiplinana kerja memiliki tujuan untuk mencapai suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yangs esuai dengan peraturan yang berlaku dan berinisiatif untuk melakukan suatu tindakan yang perlu, apabila tidak ada perintah dari pimpinan. Tujuan disiplin juga untuk mengurus atau mengarahkan tingkah laku pada relasi yang harmonis dan sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan.

(Simamora L. P., 2012)tujuan utama tindakan kedisiplinan adalah memastikan bahwa prilaku pegawai konsisten dangena turan yang ditetapkan oleh perusahaan. Pada saat aturan dilanggar, efektivitas perusahaan berkurang samapai pada tingkat tertentu, tergantung pada kerasnya pelanggaran.

Ketidak disiplinan kerja akan berdampak terhadap perusahaan mungkin minimal tetapi jika secara konsisten ketidakdisiplianna tersebut terus dilakukan akan menimbulkan maslaah yang laian karena terjadi perubahan persoalan menjadi serius mengingat berpengaruh signifikan pada produktivitas kerja dan moral pegawai lainnya. Sehingga pemimpin harus menyadari bahwa tindakan pendisiplinan pegawai dapat memiliki keuatana positif bagi perusahaan apabila diterpakan secara kosnisten dan berkeadilan.


C.    Indikator-Indikator Kedisiplinan

(Hasibuan, 2016) bebrapa indikator kedisplinan yang dapat digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnyatingkat kedisiplinan tenaga kerja dalam perusahaan antara lain.

a.        Absensi tenaga kerja

Absen adalah tidak hadirnya karyawan ke tempat kerja yang disebabkan bermacam-macam alasan. Adapun sebab dari adanya absen adalah alpa, ijin dan sakit.

b.    Adanya keterlambatan

Adanya keterlambatan kerja diluar kebiasaan sebagai faktor dari turunnya kedisiplinan kerja kariawan yang pada umumnya disebabkan karena kurangnya rasa tanggung jawab atas pekerjaanya. Misalnya kemalasan atau meningglkan tempat kerja

c.         Perputaran tenaga kerja (LTO)

104


Labour Turn Over (LTO) adalak keluar masuknya tenaga kerja atau perputaran karyawan disuatu organisai dengan ukuran tertentu

d.    Seringnya terjadi kesalahan

Seringnya terjadi kesalahan dalam melakukan pekerjaan ini mungkin disebabkan oleh factor diluar manusia seperti kesalahan sistem material, kerusakan mesin dan lain sebagainya. Namun apabila faktor-faktor diatas yang menjadi penyebabnya maka perlu diadakan penelitian terhadap para karyawan yang bersangkutan

e.         Adanya pemogokan

Dengan adanya pemogokan berati menunjukan bahwasahnya tenaga kerja itu tidak mempunyai rasa kedisplinana. Pemogokan merupakan perwujudan dari ketidakpuasan, kegelisahan dan lainnya

Sedangkan menurut (Fathoni, 2006) indikator yang mempengaruhi tingkat kedislpinana karyawan suatu perusahaan diantranya adalah:

1.        Tujuan dan kemampuan

2.        Teladan pemimpin

3.        Balas jasa

4.        Keadilan

5.        Waskat

6.        Sanksi hukuman

7.        Ketegasan

8.        Hubungan kemanusian


D.   Konflik Kerja, Dan Stres Kerja

Konflik kerja adalah ketidak kesesuaian antara dua atau lebih anggota kelompok dalam perusahaan yang harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan kerja karena mereka memliki perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi. Konflik juga merupakan proses yang bila suatu pihak merasa bahwa pihak yang lain telah mengetahui secara negatif sesuatu yang diperhatikan pihak pertama.

Proses konflik bermula pada saat satu pihak dibuat tidak senang oleh, atau akan berbuat tidak menyenangkan, kepada pihak lain mengenai suatu hal yang oleh pihak pertama dianggap penting.konflik dapat di katagorikan menjadi tiga kelompok yaitu pertama, berdasarkan pelakunya konflik bisa bersifat internal atau eksternal bagi individu yang mengalami, kedua berdasarkan penyebabnya karena mereka yang bertikai ingin

105


memperoleh keuntungan sendiri atau karena timbul perbedaan pendapat, penilaian dan norma, dan ketiga berdasarkan akibatnya konflik dapat bersifat baiak dan buruk.

Sedangkan stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidak seimbangan fisik dan psikis yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dari seorang pegawai. Stres yang berlebsihan akan mengancap kemempuan seorang pegawai untuk menghadapi lingkungan.

Penyebab stres kerja bisa dari luar pekerjaan atau diluar lingkungan perusahaan yaitu kekawatiran finansial, masalahyang bersangkutan dengan anak, masalh-masalah fisik, masalah perkawinan (misal perceraian), perubahan-perubahan yang terjadi ditempat tinggal dan maslaah-masalah pribadi lainnya.

Program penanggulangan stres dapat ditawarkan atas dasar yang luas pada perusahaan. Bebrapa program memusatkan pada masalah-masalah tertentu misalnya program relokasi kerja, program penyuluhan karier dan sebagainya. Pada mulanya dipakai nama seperti kesehatan mental, akan tetapi untuk menghindari pengertian penyakit psikiatri yang serius, perusahaan telah mengubah nama program tersebut. Mana yang poluler sekarang adalah manajemen stres. Dua program yang menjadi cikal bakal manajemen stres yang sering digunakan perusahaan adalah klinis dan keorganisasian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah individu yang menyangkut unit atau kelompok dalam angkatan kerja dan memusatkan atas masalah-masalah kelompok secara keseluruhan.

Evaluasi Bab 11

1.             suatu sikap tingkah laku dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun yang tidak, adalah......

a.         Kepemimpinana

b.         Kedisiplinan

c.         Kemampuan

d.        Keamanan

e.         Keadilan

2.             Dibawah ini yang tidak termasuk indikator kedisplinan yang dapat digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnyatingkat kesisiplinana tenaga kerja dalam perusahaan adalah........

a.         Absen tenaga kerja

b.         Adanya keterlambatan

106


c.         Perputaran tenaga kerja

d.        Seringnya terjadi kesalahan

e.         Tidka adanya pemogokan

3.             ketidak kesesuaian antara dua atau lebih anggota kelompok dalam perusahaan yang harus membagi sumber daya yang terbatas, adalah.....

a.         Ketidak puasan kerja

b.         Konflik kerja

c.         Stres kerja

d.        Lingkungan kerja yang tidak nyaman

e.         Budaya kerja

4.             suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidak seimbangan fisik dan psikis yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dari seorang pegawai, adalah......

a.Ketidak puasan kerja

b.  Konflik kerja

c.   Stres kerja

d.  Lingkungan kerja yang tidak nyaman

e.   Budaya kerja

5.             indikator yang tidak mempengaruhi tingkat kedislpinana karyawan suatu perusahaan diantranya adalah:

a.         Tujuan dna kemampuan

b.         Keadilan

c.         Balas jasa

d.        Ketegasan

e.         Adanya hubungan yang tidak harmonis




















107


BAB 12

MANJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA GLOBAL


A.   Kesehatan dan keselamatan kerja

Perusahaan harus menjunjung tinggi keselamatan dan kesehatan karyawan. Bekerja dengan selamat lebih diutamakan dari produksi. Berdasarkan hal ini dan sejalan dengan manajemen modern maka hal berikut dijadikan sasaran setiap kegiatan:

a.         pemeliharaan kondisi yang aman dan sehat,

b.        Taat asas dengan setiap prosedur operasional yang dirancanga untuk mencegah kecelakaan dan penyakit,

c.         Setiap pegawai mendapat jaminan keselmatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, Sosial dan psikologis

d.        Jaminan atas pemeliharaan dna peningkatan kesehatan gizi karyawan

e.         Meningkatkan kegairahan dna keserasian kerja, dan partisipasi kerja

f.         Setiap karyawan merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

Apabila perusahaan mampu menurunkan tingkat kecelakaan kerja, penyakit dan hal-hal yang berkaitan dengna stres, serta mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjanya dan perusahaan akan semakin efektif. Menurut (Schuler, 1997) peningkatan terhadap hal ini dapat meningkatkan outcome sebagai berikut:

a.         Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang

b.        Meningkatkan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmen

c.         Menurunkan biaya-biaya asuransi dan kesehatan

d.        Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim

e.         Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dan meningkatkan partisipasi dan rasa kepemilikan.

f.         Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatkan citra perusahaan sehingga dapat meningkatkan keuntungan secara subtansial.

Menurut Schuller dalam (Schuler, 1997) sumber dan strategi untuk meningkatkan

keselamatan dan kesehatan kerja dapat dilihat pada tabel berikut.








108


Tabel XII.1

Sumber Dan Strategi Peningkatan Keselamtan Dan Kesehatan Kerja
Sumber-sumber bahaya
Strategi
Lingkungan Kerja Fisik


Ø Kecelakaan kerja

1.
Mencatat kecelakaan tersebut


2.
Merancang kembali lingkungan kerja


3.
Membentuk panitia keselamtan kerja


4.
Memberikan pelatihan


5.
Memberikan insentif keuangan
Ø Penyakit kerja

1.
Mencatat penyakit tersebut


2.
Memperbaiki lingkungan kerja


3.
Mengkomunikasikan informasi


4.
Menentukan tujuan dan sasaran
Lingkungan
kerja


sosiopsikologis



Stres dan kelelahan kerja
1.
Menciptakan program-program pengendalian stres


2.
Meningkatkan partisipasi pekerja dalam pengambilan



keputusan


3.
Menciptakan program pengendalian stres pribadi


4.
Memberikan tunjangna cuti dan liburan


5.
Memberikan    dorongan    padapekerjauntuk



meningkatkan gaya hidup sehat
Sumber: Schuller dalam Randal (2002)

B.    Mengelola Sumber Daya Manusia Internasional

Dalam bidang bisnis perkembangna sebuah perusahaan yang berlangsung secara bertahap perkembangna itu pada umumnya dimulai dari perusahaan lokal berkembang menjadi perusahana multinasional, dan akhirnya sampai pada perkembangan sebagai perusahaan global. Dalam kenyataannya baik dari segi ruang lingkup maupun segi resiko, setiap manjer internasional perli dipersiapkan yang dalam melaksnakan tugas-tugas bisnis harus memiliki kemapuan bergerak secara cepat dari satu negara ke negara lain nya. Demikian pula untuk tenaga kerja lainnya yang menduudki posisi penting dalam perusahaan internasional/global. Untuk itu harus mewujudkan manajemen sumberdaya manusia yang relevan.

Dalam menempatkan tenagga kerja atau pengaturan staf dilingkungan organisasi internasional perlu diikuti dua petuniuk utama sebagai berikut (Nawawi, 2011)

a.         Hindari dugaan bahwa suatu jabatan pada tempat yang berbeda memerlukan keterampilan/ keahlian yang sama

b.        Jangan membaut kekliruan dalam mengestimasi tentang pengaruh kebudayaan dan lingkungan fisik setempat terhadap para calon. Sehubungan dengan itu ternyata

109


banyak pengaruh kebudayaan yang lebih penting untuk diperhatikan secara serius, dibandingkan dnegan penguasaan keterampilan dalam bekerja.

(Rivai, 2010) menjelaskan pengelolaan staf internasional harus memperhatikan komposisi satf internasional yang terdiri dari analisis treasfer internasional, siklus strasfer internasional, profil manajer internasional, dan proses desain ulang kebijakan staf internasional. Dalam analisis trasfer internasional terdapat tiga pertanyaan penting yang pertama mengapa perusahaan mengirim pegawai keluar negeri, kedua memisahkan kebijakan perusahaan yang berdeda dengan trasfer internasional.

Sedangkan siklus trasfer internasional mmeiliki beberapa fase. Fase pertama rekrutmen dan seleksi dalam fase ini ada empat kelompok variabel yang berkonstribusi yaitu kompetensi teknis di pekerjaan, ciri pribadi atau kemempuan relasional, kemmepuan untuk mengatasi dengan variabel lingkungan, dan situasi keluarga. Fase ke dua adalah periode tugas diluar pada fase ini selama tugas pegawai fokus pada tugas sendiri dan fase ke tiga repartion dalam fase ini memiliki dua kali lipat masalah yaitu penyesuaia ulang dan pembentukan ulang. Penyesuaia ulang yaitu penyesuaia ke budaya asal sedangkan pembentukan ulang yaitu penemuan posisi yang sesuai pada kembalinya mereka.


C.    Pelatihan Dan Pengembangan Tenanga Kerja Global

Pengembangan karier internasional guna mencapai karier maksimum, sehingga manajemen sumber daya manusia internasional berkewajiban untuk mewujudkan program pengembangan karier tersebut karena setiap manajer memerlukan pelatihan tersebut. Untuk itu pelatihan dicakup dalam tiga bidang yaitu bidang kebudayaan, bidang bahasa dan bidang pelaksanaan tugas sehari-hari.

Pelatiah dan pengembangan tenaga kerja internasioanla tujuannya adalah meningkatkan mutu pegawai internasional bagi tugas luar mereka, penting untuk mengikuti pendekatan sistematis dalam pengembangan, implementasi, dan evaluasi pelatihan tenaga kerja. Siklus pelatihan dimulai dengan identifikasi dan analisis kebutuhan pelatihan dari populasi target yang akan menjadi peserta pelatihan. Dalam siklus ini menimbulkan pertanyaan apa yang ingin dicapai dalam pelatihan tersebut? Jawaban di sediakan dalam sesi desain dimana isi dan metode yang dinyatakan ditentukan.

Menurut (Rivai, 2010) menyatakan sisklus pelatihan sistemastis sebagai berikut.

a.        Identifikasi dan analisis kebutuhan training dan budaya


110


Dalam fase ini ada dua tahap yang pertama kebutuhan analisis training, fase ini untuk mengidentifikasi dan menjelaskan penyimpangan antara tingkat kinerja yang ada dari kelompok pekerja tertentu dan tingkat yang diinginkan, pelatihan yang tepat perlu dianalisis yang terdiri dari tiga komponen yang saling terikat yaitu: analisis organisasi, analisis pekerjaan/ tugas dan analisis orang.

Kedua; pencarian profil dari staf internasional, untuk menetukan potensi perlunya training dari pegawai untuk mengidentifikasi kompetensi yang diperlukan bagi sukses staf internasional, dan memasukannya mereka dalam profil ideal yang dapat melayani sebagai dasar untuk melakukan analisis kebutuhan pelatihan bagi pennetuan spesifukasi pada tugas spesifik. Enam kompetensi yang dirasa penting bagi suskesnnya manajemen internasional adalah, keterampilan kepemimpinana, inisiatif, stabilitas emosi, motivasi, kemampuan untuk menanganai tanggung jawab, sensitivitas budaya.

b.    Tujuan pelatihan silang budaya

Silang budaya efektif adalah terjemaahan dari kebutuhan pelatihan dalam tujuan dan objektifitas pelatihan. Salah satu tujuannya adalah training silang budaya untuk melengkapi training dnegan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang memungkinkan mereka untuk mencapai penyesuaian dan efektivitas. Pengetahuan, keterampilan dan sikap spesifikasi yang harus di pelajarai tergantung pada kebutuhan training dari keompok target atau individu dan harus dihasilkan dari analisis kebutuhan.

c.         Metode untuk pelatihan silang budaya

Metode atau media yang digunakan dan urutan dimana material ditawarkan ke trainee

1.        Metode pelatihan yang tersedia

Beragam sistem klasifikasi untuk metode berdeda dari tarining silang Ketika pelatihan silang budaya dimulai biasanya mengambil pendekatan kognitif murni, intelketual, instruksional. Kemudian pelatihan silang budaya perkembang menjadi penggabungan pendekatan informasi dan pengalaman.

2.        Memilih metode training

Dalam urutan metode training yang pertama metode training sangat dependen bila yang menjadi peserta adalah satf dalam kompetensi spesifik , karena tidak semua kompetensi diperoleh dalam pelatihan yang sama. Kedua tuhas yang dicapai staf internasional bervariasi. Beberapa tugas ini sangat teknis karena melibatkan sedikit



111


interaksi dengan lokal sementara ada pekerjaan yang lain yang memerlukan interaksi tingkat tinggi dengan populasi lokal.

Menurut Bandura dalam (Rivai, 2010) berpendapat bahwa pelajaran sosial dalam pemilihan metode pelatihan terdiri dari dua tempat yaitu pertama melalui efek dari penguatan pada prilaku yaitu prilaku yang tepat diharga dan prilaku yang tidak diinginkan dihukum, kedua melalui imitasi atau pemodalan prilaku lainnya.


Evaluasi Bab 12

1.    Perusahaan harus menjunjung tinggi keselamatan dan kesehatan karyawan. Bekerja dengan selamat lebih diutamakan dari produksi . Berdasarkan hal ini dan sejalan dengan manajemen modern maka hal berikut dijadikan sasaran setiap kegiatan:...........

a.           Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang

b.           Meningkatkan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmen

c.           Menurunkan biaya-biaya asuransi dan kesehatan

d.          Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim

e.           Taat asas dengan setiap prosedur operasional yang dirancanga untuk mencegah kecelakaan dan penyakit,

2.        Apabila perusahaan mampu menurunkan tingkat kecelakaan kerja, penyakit dan hal-hal yang berkaitan dengna stres, serta mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjanya dan perusahaan akan semakin efektif. Menurut (Schuler, 1997) peningkatan terhadap hal ini dapat meningkatkan outcome sebagai berikut

a.             pemeliharaan kondisi yang aman dan sehat,

b.             Taat asas dengan setiap prosedur operasional yang dirancanga untuk mencegah kecelakaan dan penyakit,

c.             Setiap pegawai mendapat jaminan keselmatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, Sosial dan psikologis

d.            Jaminan atas pemeliharaan dna peningkatan kesehatan gizi karyawan

e.             Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang

3.        Pengembangan karier internasional guna mencapai karier maksimum, sehingga manajemen sumber daya manusia internasional berkewajiban untuk mewujudkan program pengembangan karier tersebut karena setiap manajer memerlukan pelatihan tersebut. Untuk itu pelatihan dicakup dalam tiga bidang yaitu

a.   Budaya, bahasa, pelaksanaan trugas sehari hari

112


b.      Bahasa, pelaksann tugas sehari hari, kinerja

c.      Budaya, kinerja, dan bahasa

d.     Bahasa, kesehatan dan keselamatan

e.      Kesehatan, keselamatan dan pelaksanaan tugas sehari hari

4.        Dibawah ini yang bukan merupakan siklus pelatihan sistematis sebagai berikut.......

a.        Identifikasi dan analisis kebutuhan training dan budaya

b.        Tujuan pelatihan silang budaya

c.        Metode untuk pelatihan silang budaya

d.       Metode pelatihan training

e.        Tujuan paltihan training

5.        Metode atau media yang digunakan dan urutan dimana material ditawarkan ke trainee

a.        Identifikasi kebutuhan training dan budaya

b.        Tujuan pelatihan silang budaya

c.        Metode untuk pelatihan silang budaya

d.          Analisis kebutuhan training dan budaya

e.        Tujuan paltihan training dan metode pelatihan tersedia




































113


Daftar Pustaka

Abdullah, M. (2014). Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Belamirno, M. (2013). Tujuan Evaluasi Kinerja Rekrutmen. Jakarta: Mitra Wacana.

Fathoni, A. (2006). Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Gomes, F. C. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Cetakan Keempat. Yogyakarta:

Andi.

Gozali, S. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resource) suatu pendekatan Mikro. Jakarta: Djanbatan.

Hamalik, O. (2007). Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, Cetakan Ketujuh. Jakarta: Bumi Aksara.

Handoko, H. (2014). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:

BPEE Yogyakarta.

Hasibuan, M. S. ( 2016). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara.

Kasmir. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktek). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mangkunegara, A. P. (2005). Sumber Daya manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosda karya.

Mangkuprawira. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik,. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Manopo, C. (2011). Competency Based Talent and Performance Manajement Syatem.

Jakarta: Salemba Empat.

Mathis, R. L. (2003). Human Resource Management. Australia: South-Westeren.

Nawawi, H. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis yang Komparatif.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nurjaman, K. (2014). Manajemen Personalia. Bandung: CV Pustaka Setia.

Nurlaila. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia 1. Ternate: LepKhair.

Pella, D. A. (2011). Talent Manajemen (Mengembangkan SDM untuk Mencapai Pertumbuhan dan Kinerja Prima). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Priansa. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Bandung: Alfabeta.

114


Rivai, V. d. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Dan Praktek. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sadili, S. (2010). Manajemen Sumber daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia.

Schuler, R. d. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

Sedarmayanti. (2016). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV Makmur Maju.

Sihotang. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Malta Printindo.

Simamora, H. (2006). Manajemen sumber Daya Manusia edisi III. Yogyakarta: STIE YKPN .

Simamora, L. P. (2012). Kinerja Pegawai, Teori Pengukuran dna Implikasi. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Sinambela, L. P. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Smilansky, S. (2012). Experiential Marketing: A Practical Guide to Interactive brand

Experience. Universitas Indiana: Kogan Page.

Suwatno. & Priansa, D. ( 2011). Manajemen SDM dalam organisasi Publik dan Bisnis.

Bandung: Alfabeta.

Umar, H. (2006). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesisi Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Widodo. (2015). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Wilson, B. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.

Winarni, G. s. (2006). Administrasi Gaji dan Upah. Yogyakarta: Pustaka Dwitama.

Wirawan. (2009). Evaluasi kinerja sumber Daya Mnusia Teori Aplikasi dan Penelitian.

Jakarta: Salemba Empat.

Yoder, D. &. (2015). personel Managemen and Industrial Relation. New Delhi: Prentice-hall of India private limited.











115

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog