BAB 6
INTEGRITAS
Penggabungan antar sumber daya
manusia dengan organisasi disebut dengan integritas. Seorang pegawai harus
bersedia melebur dengna perusahaan dimana ia bekerja agar bisa bekerja secara
maksimal. Setelah perusahaan memeproleh tenaga kerja, melatih dan memberikan
kompensasi kepada mereka sehingga menimbulkan kepuasan pegawai. Kepuasan
pegawai tidka hanya pada sata menerima upah tetapi banyak sekali faktor yang
mempengaruhi kepuasn pegawai. Karena itulah fungsi dari integrasi manajer
berusaha agar pegawai tidah haya mampu berja sama tetapi juga mau melakukan
kerja sama. Atau pegawai harus bisa menyesuaikan diri ayitu anatar keingianna
pegawai dengan tujuan perusahaan. Dalam penyesuaia tersebut seringkali terjadi
konfilik sehingga manjer harus segera mngatasi permasalah tersebut. Penyesuaian
ini bisa dilakukan apabila bisa memahami sifat para karyawan, apa yang menjadi
dorongan mereka untuk bekerja . bagaimana pemimpin memotivasi pegawai agar mau
mengerjakan pekerjaan yang sudah menjadi tugas nya. Sehingga manajemr harus
bisa memahami tinghak laku pehawai dan faktor yang mempengaruhinya.
A.
Tujuan
Pengintegrasian
Pengintegrasian
memiliki tujuan untuk memanfaatkan pegawai agar mereka bersedia
bekerja keras dan berpartisipasi aktif dalam manunjang ketercapaian
tujuan perusahaan serta terpenuhinya kebutuhan pegawai.
B.
Prinsip
integritas
Perinsip integritas
adalah menciptakan kerjasama
yang baiak dan
saling
menuntungkan.
C.
Hakekat
Kebutuhan Manusia
Sebagian ahli psikologi sepakat bahwa prilaku manusia
itu tersusun dari banyak
unsur yang berhubungan sehingga menghasilkan stau tingkatan keseimbangan
tertentu yang nyata. Mengamati prilkau-prilaku seseorang, memahaminya dna untuk
mempengaruhinya demi tujuan tertentu ada tiga masalah berlainan, untuk mnegerti
dan mempengaruhinya kita perlu mengetahui kebutuhan-kebutuhan manusia.
Kebutuhan manusia dapat dikalsifikasikan menjadi tiga katagori sebagai berikut.
a.
Kebutuhan
fisikologis (jasmani)
Kebutuhan ini sering disebut sebagai kebutuhan primer yaitu kebutuhan
yang timbul karen adanya daya upaya untuk mempertahankan hidup, seperti makan,
minum, udara,
61
tempat tinggal, istirahat, dan lain-lain. Menurut model manusia ekonomis
menganggap bahwa kebutuhan-kebutuhan semacam ini adalah satu-satunya kebutuhan
manusia. Dismaping itu untuk memenuhi kebutuhan dasar dan fundamental manusia
harus juga menyakinai bahwa kebutuhan ini akan terus dipuaskan dan dipenuhi.
Sehingga keterjaminannya adalah suatu kebutuhan penting yang emmepunyai
prioritas tinggi bagi sebagian besar orang.
b. Kategori sosial
Dalam katagori ini terdapat
kebutuhan-kebutuhan hubungan fisik dan pergaulan sosiaol, cinta dan kasih
sayang dan rasa diterima. Sebagian orang suka berteman dan ingin hidup bersama
orang laian. Namun hubunagn fisik tidak lah cukup. Manusia merasakan suatu
kebutuhan untuk cinta dan kasih sayang paling tidak dari beberapa manusia,
dengan demikian akan memebentuk dan emmelihara ikatan-iakatan keluarga dan
persahabatan, hubungan yang sering kali sangat dipengaruhi oleh kebijakan dna
kebiasaan organisasi yang mempekerjakan.
Selain hubunagn fisik dan kasih
sayang, manusia membutuhkan penerimaan oleh pertalianbeberapa kelompok.
Masyarakat moderen cenderung membentuk lebih banyak kelompok dna hanwa seorang
biasanya merupakan anggota dari banyak kelompok. Kebutuhan akan sikap
masyarakat yang menerimadan menyetujui kepribadian seseorang juga tercermin
dari faktor-faktor seperti: gaya, mode, tradisi, adat istiadat, dan kode etik.
Hal itu merupakan suatu kebutuhan yang kuat dan menjadi salah satu sendi dari
setiap masyarakat yang terorganisasi.
c.
Kebutuhan
egoistik
Kebutuhan ini berasal dari
kebutuhan yang memandang egoatau diri sendiri dalam suatu cara tertentu. Dia
tara kebutuhan egositik yang dapat ditemukan adalah: pengarahan, kekuasaan,
kebebasan, dan prestasi. Contoh: jika seseorang menerima proposi untuk menjadi
penyelia dnegan bangak teman, sehingga tidak memuaskan kebutuhan sosial, melainkan
memuaskan kebutuhan sendiri.
Perkembangan kedewasaan
seringkali bebrabrengan dengan timbulnya kebutuhan akan kekuasaan. Kemungkinna
besar kekuasaan merupakan kelanjutan dari kebutuhan akan penghargaan dan
sasaran terakhir untuk mencapai otonomi dan kebebasan. Karen akebutuhan manusia
yang paling tinggi adalah kebutuhan untuk berprestasi satau permujudan diri
mereka (self esteem)
62
D.
Berbagai
Keinginan Karyawan
Berbagai
kebutuhan manusia akan dicerminkan dari berbagai keinginan para pegawai
terhadap pekerjaannya. Meskipun keinginana ini bisa
berbagai macam. Berikut ini berbagai kainginana yang umum dinyatakan oleh para
pegawai.
a. Gaji dan upah yang baik
Gaji bisa dibapai untuk memuaskan
keputuhan pisiologis, social, maupun egiostis. Karena utu tidak heran kalau
banyak atau bahkan sebagaian besar karyawan menginginkan gaji yang tinggi dari
pekerjaannya
b. Pekerjaan yang aman secara ekonomis
Pekerjaan yang aman secara
ekonomis salah satu keinginan yang di inginkan oleh karyawan.
c. Rekan kerja yang kompak.
Merupakan
cermianan dari kebutuhan sosial
d. Pengahargaan dari pekerjaan yang dihasilkan
Keinginana ini berasal dari
kebutuhan egoistis yang bisa diwujudkan dengan pujian, diumumkan kepad
arekan-rekan.
e. Pekerjaan yang berarti
Meskipun ini merupakan perwujudan
kebutuhan untuk berpartisipasi. Mungkin pada saat ini keinginan ini susah
terpanuhi. Terutama dnegan timbulnya spesialisasi yang tajam
f.
Kesempatan untuk maju
Meskipun tidak semua pegawai
ingin dipromosikan tetapi pada umumnya setiap orang menginginkan untuk maju
dalam hidupnay
g. Kondisi kerja yang aman, nyaman dan menarik
Kondisi kerja yang aman berasal
dari kebutuhan akan rasa aman. Tempat kerja yang aman akan menarik dan pegawai
bisa bekerja dengan maskimal.
h. Pemimpin yang baik dan bijaksana
Pemimpin yang maik menjaminbahwa
pekerjaan tetap akan bisa dipertahankan. Demikian juga pemimpin yang tidak
berat sebelah akan menajmin ketenangan kerja
i. Pengarahan dan perintah yang wajar
Pengarajan dan perintah yang
wajar tidka bisa dipisahkan dari epmimpin bijaksana. Pengarahan diperlukan
menjaga agar pelaksanaan tidak menyimpang dan perintah yang wajar diperlukan
untuk keberhasiulan pelaksanaan
j.
Organisai/tempat
kerja yang dihargai masyarakat
63
Keinginan ini mencerminakan kebutuhan sosial,
tempat kerja yang dihargai masyarakat bisa menjadi motivasi bagi pegawai untuk
bejerja lebih baik Evaluasi Bab 6
1.
Penggabungan antar sumber daya manusia dengan
organisasi disebut dengan ....
a.
Motivasi
b.
Integritas
c.
Pelatihan
d. Kompetensi
e.
kerjasama
2.
memanfaatkan pegawai agar mereka
bersedia bekerja keras dan berpartisipasi aktif dalam manunjang ketercapaian
tujuan perusahaan serta terpenuhinya kebutuhan pegawai. Adalah....
a.
Prinsip integritas
b.
Tujuan integritas
c.
Hakekat integritas
d. Tujuan
dari adanya kebutuhan
e.
Kebutuhan sosial
3.
Menciptakan kerjasama yang baiak dan saling
menuntungkan. Adalah.......
a.
Hakekat
integritas
b.
Tujuan integritas
c.
Prinsip integritas
d. Tujuan
dari adanya kebutuhan
e.
Kebutuhan sosial
4.
Dibawah ini
yang tidka termasuk kedalam hakekat kebutuhan mansuia adalah.....
a.
Kebutuhan fisikologis
b.
Kebutuhan jasmani
c.
Kebutuhan sosial
d. Kebutuhan
egositik
e.
Kebutuhan bekerja
5.
Keinginan ini mencerminakan
kebutuhan sosial, tempat kerja yang dihargai masyarakat bisa menjadi motivasi
bagi pegawai untuk bejerja lebih baik. Adalah.....
a.
Tempat kerja yang dihargai masyarakat
b.
Penghargaan dan perintah yang wajar
c.
Kondiis kerja yang aman, nyaman dan menarik
d. Pekerjana
yang berarti
e.
Rekan kerja yang kompak
64
BAB 7
KINERJA
DAN PENILAIAN KINERJA
A. Pengertian Kinerja (Prestasi Kerja)
Istiah kinerja berasal dari kata Job performance atau Actual performance (prestasi kerja atau
prestai sesungguhnya yang dicapai seseorang). Menurut (Rivai, 2010) definisi
kinerja adalah hasil kerja karyawan dalam lingkup tanggung jawabnya.
(Wirawan, 2009) mendefinisikan
kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau
indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu.
Menurut (Nurlaila,
2010) kinerja adalah
kinerja adalah kuantitas
atau kualitas sesuatu yang
dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang melakukan pekerjaan
Sedangkan menurut (Mathis, 2003) menyatakan kinerja pada dasarnya adalah apa
yang dilakukan atau kegiatan yang dilakuakn untuk meningkatkan kinerja
perushaan atau
organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja
diperusahaan tersebut.
B. Pengetian Penilaian Kinerja
Menurut (Sihotang, 2007)
penilaian kinerja adalah suatu proses dimana organisasi menilai kinerja para
karyawannya.
Sedangkan menurut menurut Bambang
Kusriyanto dalam (Mangkunegara, 2005) penilaian kinerja adalah perbandingan
hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (lajimnya
per jam)
Penilaian kinerja mengacu pada suatu
sitem formal dna terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai dan
mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dnegan pekerjaan, prilaku, dna hasil
termasuk tingkat ketidak hadiran. Dengan demikian, penilaian prestasi kerja
adalah hasil kerja karyawan dalam lingkup tanggung jawab.
C. Tujuan Penilaian Kerja
Ada beberapa macam tujuan
penilaian prestasi kerja yang diperlukan untuk berbagai kepentingan. Menurut
(Sihotang, 2007) tujuan –tujuan penilaian kerja sebagai berikut:
a.
Mengidentifikasi para karyawan
yang potensial untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan
b.
Menetapkan dna memilih karyawna yang akan
dimutasikan pada jabatan baru
65
c.
Untuk keperluan kenaikan gaji dan upah karyawna
yang bersangkutan
d.
Nenetapkan kebijakan baru dalam rangka organisasi
e.
Mengidentifikasi karywan yang
akan dipromosikan pada jabatan yang lebih tinggi Begitu juga menurut (Rivai,
2010) tujuan penilaian kinerja sebagai berikut:
a.
Mengetahui pengembangan, yang
meliputi:
1. Identifikasi
kebutuhan
2. Umpan
balik kinerja
3. Menentukan
transfer dan penugasan
4. Identifikasi
kekuatan dan kelemahan karyawan
b.
Pengambilan keputusan adminsitratif
1.
Keputusan untuk menentukan gaji,
promosi, memepertahankan atau memberhentikan karyawna
2. Pengakuan
kinerja karyawan
3. Pemutusan
hubungan kerja
4. Mengidentifikasi
yang buruk
c.
Keperluan perusahaan
1. Perencanaan
sumber daya manusia, menetukan kebutuhanpelatihan
2. Evaluasi
pencapaian tujuan perusahaan
3. Informasi
untuk identifikasi tujuan
4. Penguatan
terhadap kebutuhanpengembangan perusahaan
d.
Dokumentasi
1. Kriteria
untuk validasi penelitian
2. Dokuemntasi
keputusan-keputusan tentang sumber daya manusia
3. Membantu
untuk memnuhi persyaratan hukum
D. Kriteria Penyelia (Penilai)
Kriteria
penyelia atau penilai menurut (Rivai, 2010) sebagai berikut
a.
Yang dapat berfungsi sebagai penilai dalam penilaia
kinerja adalah:
1. Atasan
(langsung atau tidak langsung)
2. Bawahan
alangsung (jika karyawan yang dinilai mempunyai bawahan langsung)
b.
Pada umumnya karyawna dinilai
oleh atasannya (baik oleh atasan langsung maupun tidka langsung ). Penilaian
oleh rekna dna oleh bawahan hampir tidak pernah dilaksanakan kecuali untuk
keperluan riset
66
c.
Karyawn berada dalam keadaan yang
sangat tergantung kepada atasannya, jika penilaian kinerja hanya dilakukan oleh
atasan langsung. Atasnanya dapat berlaku seolah-olah sebagai dewa yang mentukan
nasib karyawan
d.
Untuk menghindari atau
meringankan keadaan ketergantungan tersebut dilakukan beberapa usah lain dengan
mengadakan penilaian kinerja yang terbuka (penilaian atasan dibicarakan dengan
karyawan yang dinilai) atau dengan menambahkan jumlah atasan yang menilai
kinerja karyawan.
E. Hambatan Penilaian Kinerja
Proses
melakukan penilaian kinerja terdapat beberapa hambatan sebagai berikut:
a.
Kesalahan
penilai, beberapa kecendurngan yang ada:
1.
Hallo
Effect
Pendapat
pribadi penilai mempengaruhi penilaian kinerja
2.
The Error
of Central Tendency
Penilai tidak senang memberikan penilaian jelek atau baik kepada
karyawan melainkan nilai rata-rata.
3.
The Leniency and Strictness
Biases Penilai terlalu lunak atau terlalu keras
4.
Personal Prejudice
Penilaian dipengaruhi prasangka tidak baik, misalnya suku atau jenis
kelamin dari kelompok mana karyawan berasal
5.
The
Recency Effect
Penilaian
didasarkan perilaku kerja yang terakhir.
b. Ketidak siapan penilai;
penilai mungkin tidak disiapkan untuk melakukan penilaian, ini dapat
mengakibatkan:
1.
Penilai kurang percaya diri
2.
Keterbatasna pengetahuan mengenai pekerjaan
3.
Kurang waktu untuk melakukan penilaian
c.
Ketidak
efektifan praktek dan kebijakan organisasi dalam hal ini adalah;
1.
Tidak adanya reward
penilai
Dengan tidak adanya ganjaran baik yang bersifat positif amupun negatif,
para penilai melakukan secukupnya berdasarkan sisa waktu yang dimiliki
67
2.
Norms supportting Leniency
Adanya kebiasanan yang menyatakan bahwa kinerja
bawahan yang jelek berarti atasan lemah dalam membina bawahan, menyebabkan
atasan cenderung memberikan niali yang baik kepada bawahannya
3.
Lack of
Aapropriate Accountability
Munculnya ketidka pedulian atasan terhadap penilaian kinerja bawahan
akibat kebijakan yang tidak mendukung
d. Formulir penilaian yang tidka baik
Metode-metode penilaian biasanya menggunakan
formulir penilaian, dan sering kali formulir tersebut;
1.
Tidak jelas
2.
Tidka mencakup aspek utama dari unjuk kerja
3.
Kompleks atau rumit
e.
Cara
mengatasi hambatan
1.
Memberika latihan kepada penilai
2.
Melibatkan peniali dalam penentuan formulir
penilaian
3.
Meningingatkan kepada manajer, arti pentingnya
penilaian kinerja
4.
Memberikan penghargaan kepada manajer penilai
5.
Memilih peniali yang tepat
F. Instrumen Evaluasi Kinerja
Dalam
instrumen evaluasi kienrja terdapat beberapa point sebagai berikut:
a.
Isi
instrumen
Isi
isntrumen evaluasi kinerja pada prinsipnya berisi butir-butir sebagai berikut
1.
Nama organisasi
2.
Identifikasi karyawan: nama karyawan, unit kerja,
jabatan, pangkat
3.
Identifikasi penilai: nama penialia, jabatan, unit
kerja
4.
Masa periode penilaian
5.
Butir-butir indikator kinerja
6.
Deskriptor level kinerja
7.
Catatan penilai
8.
Tanggapan ternilai atas penilaian
9.
Tanda tangan penialai dan ternilai
68
b. Sakala penilaian
Evaluasi kinerja merupakan proses
pengukuran, yaitu mengukur kinerja karyawna. Pengukuran penetapan angka atau
kata-kata pada butir-butir, keadaan, kejadian atau kinerja untuk menunjukan
adanya perbedaa. Untuk itu sakal untuk melukiskan perbedaan tersebut digunakan.
Pengukuran terdiri atas emapat sekala yaitu:
1.
Skala nominal
Nominal berarti memberi anam, sehingga skala nominal tidak mengukur,
sekedar memberi nama suatu benda, kejadian atau sifat sesuatu. Dalam evaluasi
kinerja, skala nominal banya digunakan untuk identifikasi pegawai. Mislanya:
dalam melukiskan identifikasi karyawan digunakan nomor induk, jenis kelamin,
jenis pekerjaan dan posisi atau jabatan. Angka khusu yang diguanakn untuk
menunjukianperbedaan diantar kategori. Angka-angka tersebut tidak dapat
dioperasikan dalam matematika. Misalnya untuk membedakan jenis kelamin,
lkai-laki diebri angka 1 dan perempuan diberi angka 2. Kedua angka tersebut
sekedar tanda yang membedakan jenis kelamin
2.
Skala Ordinal
Menepatkan data untuk urutan ranking dari yang
tertinggi sampai terendah. Mislanya, jika seorang manajer diminta untuk
mengemukakan urutan tingkat disiplin pegawai bawahannya, nomor 1 menunjukan
pegawai paling rajin, nomor 2 runner up,
dan seterusnya
3.
Skala interval
Menunjukanjarak atau nilai spesifik dalam urutan angka pasanganya. Dalam
evaluasi kinerja, skala ini dugunakan dalam deskriptor level kinerja
4.
Skala rasio
Dalam evaluasi kinerja, skala dini digunakan untuk mennetukan standar
kinerja pegawai, skala rasio digunakan untuk menetukan satandar produktivitas
yang dapat dihitung. Mislanya jumlah penjualan, jumlah unit produksi yang
diproduksi, atau kecepatan merespon permintaan pelanggan
G. Deskriptor Penilaian Kinerja
Menurut (Wirawan, 2009)
Deskriptor level kinerja adalah skala bobot yang melukiskan tingkat kinerja
untuk setiap indikator kinerja karyawan. Deskriptor level kinerja terdiri dari
hal-hal sebagai berikut:
69
a.
Angka
Angka dapat dari 10-100 atau
1-10. Mislanya deskriptor level kinerja dapatar penilaian kinerja pegawai negri
sipil (DP3) menngunakan skala 10-100. Pemberi angka dapat juga dalam bentuk
skala persentasi. Misalnya sistem penilaian pegawai asuransi kesehatan
Indonesia (Persero) menggunakan skala penilaian pencapaian kerja dan gol: 45%-59%,
60%-74%, 75%-90%, 91%-100% dan 106%-120%.
b. Kata sifat
Deskriptor level kinerja dapat
menggunakan kata sipat, seperti sangat buruk, buruk, sednag, baik dan sangat
baik. Mislanya Bank Indonesia menggunakan kata-kata sifat: jauh dibawah
harapan, dibawah harapan, sesauai harapan, diatas harapan dan jauh diatas
harapan.
c.
Kombinasi
angka dan kata sifat
Pemberian skala yang paling banyak digunakan adlah kombinasi antara
angka dan kata sifat
Tabel 7.1
contoh
DLK (deskriptor level kinerja) dengan angka dan kata sifat
Angka
|
Kata sifat
|
|
|
100-90
|
Sangat baik
|
|
|
89-80
|
Baik
|
|
|
79-70
|
Sedang
|
|
|
69-50
|
Buruk
|
|
|
49-40
|
Sangat buruk
|
|
|
H. Metode Penilaian Kinerja
Keseluruh metode secara garis besar dikelompokan dalam dua kategori
sebagai berikut
a.
Penilaian
yang beroeientasi pada masal lalu
Penilaian kinerja
yang dilakukan pada
masa lalu sebelum
penilaian dilakukan.
Bebrapa
metodr ini terdiri dari:
1.
Rating Scale
Penilaian yang didasarkan pada suatu skala, dari amat baik, baik,
sedang, cukup dna kurang baik, pada standar kerja seperti inisiatif, tanggung
jawabn, hasil kerja secara
70
umum, dan
lain-lain. Dimana masing-masing skala tersebut diberi bobot mislanya
5,4,3,2,1.
Contoh rating scale:
a). 1=kinerja tidak memadai
b). 2=kinerja tidak mencapai sasaran dibeberpa bidang kunci c).
3=kinerja tidak mencapai semua sasaran d). 4=kinerja mencapai semua sasaran
e). 5 benar-benar kinerja yang luar biasa
2.
Checklist
Standar unjuk kerja sudha dideskripsikan terlebih
dahulu, kemudia penilai memeriksa apakah karyawan sudah memnuhi atau
melakukannya. Standar-standar kinerja misalnya karyawan hadir dan pulang tepat
waktu, bersedia bila diminta lembur, patuh pada atasan dan lain-lain
Tabel 7.2
Contoh
penilaian metode Checklist
|
|
|
PT Permata, Tbk
|
|
|
|
|
Performance Checlist
|
|
Nama
Karyawan.................................................................
|
Departemen.................................
|
|
||
Nama
Penilai......................................................................
|
Tanggal.......................................
|
|
||
|
Bobot
|
Kriteria
|
Cek disini
|
|
|
(6,5)
|
1.
|
Karyawan
bersedia kerja lembur jika diminta
|
|
|
(4.0)
|
2.
|
Karyawna
mnejaka tempat kerja atau meja agar tetap
|
|
|
|
|
rapih
|
|
|
(3,9)
|
3.
|
Karyawna bersedia
membantu karyawan laian
dnega
|
|
|
|
|
sikap
kerjasama
|
|
|
(4,3)
|
4.
|
Karyawan merencanakan kegiatan
sebelum mulai
|
|
|
|
|
bekerja
|
|
|
(2,7)
|
5.
|
Karywan
merawat peralatan dengan baik
|
|
|
-
|
-
|
|
|
|
|
Dan seterusnya
|
|
|
|
(0,2)
|
n.
karyawna mendengar saran
orang lain, tetapi
jarang
|
|
|
|
|
mengikitinya
|
|
|
|
100
|
Total seluruh bobot
|
|
Sumber: (Rivai, 2010)
3.
Critical
incident technique
Penilaian yang didasarkan pada prilaku khusus yang dilakukan ditempat
kerja, baik prilaku yang positif maupun yang negatif
71
Tabel 7.3
Contoh
Penilaian Kejadian Kritis Untuk Asisten Manajer Pabrik
Kewajiban yang
|
saaran
|
Kejadian kritis
|
berkesinambungan
|
|
|
Menjadwal produk untuk
|
Utilisasi penuh karyawan
|
Membentuk sistem
|
pabrik
|
dan
mesin di dalam pabrik;
|
penjadwalan
produksi yang
|
|
pesanan dikirim tepat waktu
|
baru; mengurangi pesanan
|
|
sebanyak
105 dari bulan
|
yang
terlambat
|
|
lalu; meningkatkan utilisasi
|
|
|
mesin didalam pabrik
|
|
|
sebesar
20% dari bulan lalu
|
|
Mengawasi pengadaan
|
Meminimlakn biaya
|
Membiarkan biaya
|
bahan baku dan kendali
|
persediaan seraya tetap
|
penyimpanan persediaan
|
persediaan
|
mempertahankan
pasokan
|
menjulang
sebesar 15%
|
|
yang memadai
|
pada bulan lalu; kelebnihan
|
|
|
pesanan
suku cadang X dan
|
|
|
Y adalah 20% kekurangan
|
|
|
pesanan
suku cadang T
|
|
|
adalah 30%
|
4.
Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS)
Penilaian yang dilakukan dnegan menspesifikasi kinerja dalam
dimensi-dimensi tertentu, mislanya dosen di perguruan tinggi, memberikan
pengajaran, melakukan
penelitian,
memberikan bimbingan kepada mahasiswa, dan membuat soal
Tabel 7.4
Instrumen BARS perum pegadaian
indikator kualitas pekerjaan
01.
|
KUALITAS PEKERJAAN
|
Rating
|
Bobot 20
|
|
Kemampuan untuk menunjukan kualitas hasil kerja
yang
|
|
|
|
diteliti
dan rapi
|
|
|
hasil kerj ayang ditampilkan selalu konsisten dan
sempurna
|
6
|
|
|
dnegan tingkat kesalahan 0%
|
|
|
|
mampu menampilkan hasil kerja yang diteliti pada
sebagian
|
5
|
|
|
besar hasil kerjanya dengan tingkat kesalahan 5%
|
|
|
|
Ketelitian kerja yang ditempatkan cukup baik
dengan tingkat
|
4
|
|
|
kesalahan sekitar 10%
|
|
|
|
Ketelitian kerja
yang ditampilkan cukup
sesuai dan sesauai
|
3
|
|
|
standar dengan tingkat kesalahan sekitar 20%
|
|
|
|
Ketelitian
hasil kerja senderung
kurang dnegan tingkat
|
2
|
|
|
kesalahan lebih dari 30%
|
|
|
|
Ketelitian
hasil kerjanya tidka
dapat diandalkan dan
sering
|
1
|
|
|
melakukan keaslahan yang tidka perlu
|
|
|
|
5.
|
Observasi
dan tes unjuk kerja
|
|
|
|
Penilaian
yang dilakukan melalui tes lapangan
|
|
|
72
6.
Metode perbandingan kelompok
Membandingkan seorang karyawan dengan rekan kerjanya, yang dilakukan
oleh atasan dengan beberapa teknin seperti;
a). Ranking
Method (pemeringkatan)
keseluruhan karyawan dalam satu kelompok diurutkan mulai yang terbaik
hingga yang terburuk.
b). Forced
Distribution (pengelompokan pada kalisfikasi yang sudah ditentukan) membuat
distribusi atau klasifikasi, mislanya 12,5% terbauk, 25% bauk, 50% cukup
c). Point
allocation Method (pemberian angka atau poin)
semua karyawan yang dinilai diberi poin atau nilai yang diurutkan dari
yang terbesar hingga yang terkecil.
d). Paired
Comparison (perbandingan dnegan karyawan lain)
setiap karyawna dibandingkan dnegan karyawan lain untuk mennetukan siapa
yang terbaik
b. Penilaian yang berorientasi pada masa depan
Penilaian akan potensi seorang karyawan untuk
melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang. Metode penilaian ini terdiri
dari:
1. Penilaian
diri sendiri
Penilaian karyawan untuk diri sendiri dnegan
harapan karyawan tersebut dapat mengidentifikasi aspek-aspek perilaku kerja
yang perlu diperbaiki pada masa yang akan datang. Prses dimulai dnegan penyelia
yang memberitahukan kepada karyawan tentang tujuan perusahaan; kemudian
karyawan mendapatkan lembar kerja dimana mereka mencatat mengenai pekrjaan
tersebut. Sekitar 15 menit sebelumnya penilaian kinerja dilaksanakan, karyawan
melengkapi lembar kerja dengan mengisi butir yang berhubungan dnegan
pekerjaanbnya, tingkat kesulitannya diusulkan penyempurnakan
2. Management By Objective (MBO)
Sebuah program manajemen yang melibatkan karyawan dalam pengembalian
keputusan untuk menentukan sasaran yang akan dicapainya
73
Lembar
penilaian MBO
Perhatian:
lembar kerja ini diisi pada awal periode penilaian kinerja
|
|
||||
Nama
karyawan: Arif Permata
|
|
Masa
kerja: 5 tahun
|
|||
Nomor
Karywan: 0023.09.84
|
|
Tanggal
|
: 2
Tahun
|
||
Nama
Jabatan : Penasehat Hukum
|
|
Wilayah
|
:Kantor Pusat
|
||
Tujuan perencanaan strategik
|
Hasil yang diharapkan
|
waktu
|
|||
1.
|
Mengurangi
|
perputaran
|
Mengurangi
|
perputaran 15%
|
01.02.02
|
|
kariawan
|
|
disemua
cabang kelas 2
|
|
|
2.
|
Meningkatkan tampilan ruangan
|
Memasang
|
hiasandisemua
|
03.05.02
|
|
|
|
|
kantor
cabang kelas 2
|
|
|
|
Tujuan rutin
|
|
|
|
|
Memonitor
realisasi
|
|
Menekan biaya mnimal 5%
|
05.09.02
|
||
Tujuan
pengembnagan pribadi
|
|
|
|
||
Memperbaiki
kualitas komunikasi
|
Mengahadiri
|
pelatihan-
|
02.11.02
|
||
|
|
|
pelatihan
komunikasi
|
|
3. Penilaian
secara psikologis
Proses penilaian yang dilakukan oleh para ahli psikologis untuk
mengetahui potensi yang berkaitan dnegan pelaksanan pekerjaan seperti kemmapuan
intelektual, motivasi dan lain-lain
4. Assesment
Centre
Serangkaian teknik penilaian yang dilakukan oleh
sejumlah penilai untuk mengetahui potensi seseorang melakukan tanggung jawab
yang lebih besar. Dasar dari teknik ini berupa serangkaian latihan situasional
dimana para calon untuk promosi, pelatihan atau program manajerial lain ikut
serta selama 2 atau 3 hari untuk diamati dan dinilai. Latihan ini berupa
tugas-tugas manajerial yang disimulasikan dan meliputi teknik-teknik seperti
bermain peran (role Playing),
analisis kasus, dan tes psikologis
I.
Evaluasi
Penilaian Kinerja
Proses pemberian umpan balik
kepada karyawan yang sedang dinilai dalam upaya memberikan masukan tentang
aspek-aspek yang harus diperbaiaki. Beberapa pendekatan yang dapat ditempuh
sebagai berikut:
a.
Evaluasi interview
Memberikan
umpan balik tentang kinerja masa lalu dan potensi masa depan
b.
Tell and sell approach
Menggambarkan
kinerja karyaan dan meyakinkan karyawan untuk berprilaku lebih
baik
74
c.
Tell and listen method
Karyawan diberi kesmepatan memberikan alasan apa
yang telah dilakukan dna membimbing karyawan untuk berprilaku lebih baik
d.
Problem solving approach
Mengidentifikasi sebagai problem yang dihadapi
karyawan dalam pekerjaanya mealui konseling
Evaluasi Bab 7
1. Tujuan
dari penilaian kinerja adalah.....
a. Untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan karyawan
b. Mengahmbat
prestasi karyawna
c. Agenda
kerja
d. Sebagai
pemebelajaran
e. Menghambat
kegiatan seluruh karyawn
2. Yang
dapat berfungsi sebagai peniali dalam penilaian kinerja adalah....
a. Atasn
langsung atau tidka langsung
b. Umpan
balik kinerja
c. Pemutusan
hubungan kerja
d. Pengakuan
kinerja
e. karyawan
3.
penilai tidak senang memberikan
penilaian jelek atau baik kepada karyawan melainkan naiali rata-rata
disebut.....
a.
Hallo Effect
b.
The Error of Central Tendency
c.
The Leniency and Strictness Biases
d.
Personal Prejudice
e.
The Recency Effect
4. Cara
mengatasi hambatan dalam penilaian kinerja adalah.....
a. Memilih
penilai yang tepat
b. Mengahmpat
prestasi karyawan
c. Agenda
kerja
d. Sebagai
pembelajaran
e. Menghampat
kegiatan seluruh karyawan
75
5.
Evaluasi kinerja merupakan proses
pengukuran ayitu mengukur kinerja karyawan. Pengukuran penetapan angka atau
kata-kata pada butir-butir, keadaan, kejadian atau kinerja untuk menunjukan
adnaya perbedaan disebut.....
a.
Skala Penilaian
b. Skala
Nominal
c.
Skala Ordinal
d. Skala
Interal
e.
Skala Rasio
76
BAB 8
MANAJEMEN
KOMPENSASI, INSENTIF, DAN UPAH
A. Pengetian kompensasi, Insentif , dan Upah
Hampir di setiap perusahaan
pemberian kompensas, tunjangan atau pun insentif kepada karyawan sangat penting
untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan mempertahankan tenaga
kerja, karyawan secara bertanggunga jawab. Berikut pengertian Kompensasi,
tunjangan dan insentif berdasarkan para ahli.
Menurut Marnis (2008) Kompensasi
merupakan semua pendapatan yang berbentuk uang atau barang langsung atau tidak
langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada
perusahaan.
Kompensasi menurut (Rivai, 2010)adalah:
“Sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada
perusahaan”
Sedangkan menurut Marihot (2002)
Kompensasi adalah “Keseluruhan balas jasa yang diterima oleh pegawai sebagai
akibat dari pelaksanaan Pekerjaan di organisasi dalam bentuk uang atau lainnya”.
Dari pengertian kompensasai yang
dikemukakan diatas kompensasi dapat di definisikan pemberian balas jasa bagi
pegawai dan para manajer baik berupa finansial maupun barang dan jasa pelayanan
yang diterima oleh setiap pegawai.
Suatu perusahaan memerlukan
strategi efektif yang harus dicapai untuk menuju keberhasilan. Perusahaan dapat
menggunakan insentif dan bagi hasil sebagai alat untuk memotivasi pekerja guna
pencapai tujuan perusahaan. Sedangkan pengupahan insentif dimaksudkan untuk
memberikan upah atau gaji yang berbeda karena prestasi kerjanya berbeda setiap
pegawai.
Menurut Rivai (2005) insentif
diartikan sebagai bentuk pembayaran yang dikaitakn dengan kinerja dan
gainsharing, sebagai pembagian keuntungan bagi pegawai akibat peningkatan
produktivitas atau penghematan biaya. Sistem ini bentuk lain dari kompensasi
langsung di luar gaji dan upah yang merupakan kompensasi tetap , yang disebut
sistem kompensasi berdasarkan kinerja.
Farida (2016) menyatakan insentif
adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada pegawai tertentu yang
prestasinya diatas prestasi standar.
77
Sedangkan menurut Handoko (2002)
pengertian insentif adalah pernagsang yang ditawarkan kepada para pegawai untuk
melaksanakan kerja sesuai atau lebih tinggi dari stranda-standar yang telah
ditetapkan.
Hasibuan (2006) insentif adalah
semua pendapatan yang berbentuk uang, batang langsung atau tidak langsung yang
diterima oleh pegawai sebagai imbalan atas jasa yang diberikan atas suatu
perusahaan.
Sistem insentif menghubungkan
kompensasi dan kinerja dengan menilai kinerja yang telah dicapai atau besarnya
jumlah jam kerja. Walaipun insentif mungkin sudah diberikan kepada kelompok,
perusahaan juga sering memberikan penghargaan kepada individu.
Pemberian insentif kepada pegawai
berdasarkan kinerjanya melebihi standar yang telah di tentukan bukanlah hal
yang baru. Pemberian insentif memiliki pengetian terbatas, karena tidak
mencakup banyak jenis faktor yang ditawarkan kepada pegawai sebagai motivasi
dalam melaksanakan kerja yang sesauai atau lebih dari standar kerja
Sedangkan upah adalah imbalan
yang diberikan perusahaan kepada pegawai atas pekerjaan dan jasa yang telah
dilakukan atau yang akan dilakuakan pada kegiatan usaha yang dinilai dalam
bentuk uang berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
Begitupun menurut Rivai (2005)
upah adalah balas jasa yang adil dan layak diberikan kepada para pekerja atas
jasa-jasa dalam mencapai tujuan organisasi. Upah merupakan imbalan finansial
langsung yang dibayarkan kepada karyawan berdasarkan jam kerja, jumlah barang
yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan.
B. Tujuan Manajemen kompensasi
Membantu perusahaan mencapai
tujuan keberhasilan strategi perusahaan dan manajemen terciptanya keadilan
internal dan eksternal secara umum disebut sebagai tujuan manajemen kompensasi.
Tujuan manajemen kompensasi menurut Rivai (2005) sebagai berikut.
a. Memperoleh sumberdaya manusia yang berkualitas
Kompensasi yang tinggi sangat
dibutuhkan untuk memberi daya tarik kepada para pelamar. Tingkat pembayaran
harus responshif terhadap penawaran dan permintaan pasar kerja karena para
pengusaha berkompetisi untuk mendapatkan karyawan yang diharapkan
b. Mempertahankan karyawan yang ada
Para karyawan dapat keluar jika
besaran kompensasi tidak kompetitif dan akibatnya akan menimbulkan perputaran
karyawan yang semakin tinggi
78
c. Menjamin keadilan
Manajemen kompensasi selalau berupaya
agar keadilan internal dan eksternal dapat terwujud. Keadilan internal
mensyaratkan bahwa pembayaran dikaitkan dengan nilai relatif sebuah pekerjaan
yang sama dibayar dengan besaran yang sama. Keadilan eksternal berati
pembayaran terhadap pekerja merupakan yang dapat dibandingkan dengan perusahaan
lain dipasar kerja.
d. Penghargaan terhadap prilaku yang diinginkan
Pembayaran hendaknya memperkuat
prilaku yang diinginkan dan bertindak sebagai insentif untuk perbaikan prilaku
dimasa depan, rencana kompensasi efektif, menghargai kinerja, ketaatan,
pengalaman, tanggungjawab, dan prilaku-prilaku lainnya.
e. Mengendalikan biaya
Sistem kompensasi yang rasional
membantu perusahaan memperoleh dan mempertahankan para karyawan dengan biaya
yang beralasan. Tanpa manajemen kompensasi efektif, bisa jadi pekerja dibayar
dibawah atau diatas standar.
f. Mengikuti
aturan hukum
Sistem gaji dan upah sehat
mempertimbangkan faktor-faktor legal yang dikeluarkan pemerintah dan menjamin
pemenuhan kebutuhan karyawan
g. Memfasilitasi pengertian
Sistem manjemen kompensasi
hendaknya dengan mudah dipahami oleh spesialis sumber daya manusia, manajemen
operasi, dan para karyawan.
h. Meningkatkan efisiensi administrasi
Perogram pengupahan dan
penggajian hendaknya dirancang untuk dapat dikelola dengan efisien, membuat
sistem informasi sumber daya manusia optimal. Meskipun tujuan ini hendaknya
sebagai pertimbangan sekunder dibandingkan dengan tujuan-tujuan lain.
C. Fungsi dan tujuan kompensasi
Kompensasi pada umumnya bertujuan
untuk kepentingan perusahaan, karyawan dan pemerintah/masyarakat. Secara rinci
tujuan kompensasi menitut Moris (2008) sebagai berikut.
a. Ikatan kerja sama
Pemberian kompensasi dapat
menjalin ikatan kerjasama secara formal antara pengusaha dan pegawai, dimana
pegawai harus mengerjakan tugas-tugas dengan baik sedangkan pengusaha wajib
membayar kompensasi yang disepakati.
79
b. Kepuasan kerja
Dengan balas jasa karyawan akan
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga akan diperoleh kepuasan kerja dari jabatan
yang diembannya.
c. Motivasi
Jika balas jasa yng diberikan
memadai maka manajer kana lebih mudah memotivasi karyawan, yang pada gilirannya
akan berdampak pada peningkatan produktivitas
d. Stabilitas karyawan
Dengan program kompensasi yang
berdasarkan prinsip adil dan layak maka stabilitas karyawan lebih terjamin
karena turnover terlalu kecil
e. Peningkatan disiplin
Pemberian kompensasai yang sesuai
dengan prosedur akan berdampak pada peningkatan disiplin karyawan
D. Tujuan dan Program Insentif
Tujuan insentif untuk memberikan
tanggung jawab dan dorongan kepada pegawai dalam meningkatkan produktifitas
kerja karyawan serta untuk mempertahankan pegawai yang berprestasi untuk tetap
berada dalam perusahaan, dan sebagai strategi dimana produktivitas menjadi satu
hal yang sangat penting sehingga perusahaan harus bisa meningkatkan
produktivitas dan efisiensi perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin
ketat.
Adapun
program insentif menurut Rivai (2005)
sebagai berikut:
a.
Piecework
Insentif yang diberikan
berdasrkan jumlah output atau barang yang dihasilkan pegawai. Sistem ini
bersifat individual, standarnya output
perunit, kelihatannya cocok, digunakan untuk pekerjaan yang outputnya sangat
jelas dan dapat dengan mudah dan umumnya terdapat pada level yang sangat
operasional dalam organisasi
b.
Production Bonus
Tambahan upah yang diterima
karena hasil kerja yang melebihi standar yang ditentukan, dimana karyawan juga
mendapatkan upah pokok, bonus juga dapat diberikan karena pekerja menghemat
waktu penyelesaian pekerjaan. Pada umumnya bonus dihitung berdasarkan tingkat
tarif tertentu untuk masing-masing oprasional dalam perusahaan.
80
c.
Commission
Insentif yang diberikan
berdasarkan jumlah barang yang tejual, sistem ini biasanya digunakan untuk
tenaga penjual atau wiraniaga. Sistem ini bersifat individual, standarnya
adalah hasil penjualan yang dapat diukur dengan jelas.
d.
Maturity curve
Gaji dapat dikelompokan dalam
suatu kisaran dari manual sampai maksimal. Ketika seseorang sudah mencapai tingkat
gaji maksimal untuk mendorong karyawan yang berprestasi, perusahaan
mengengmbangkan apa yang disebut maturity
curve atau kurva kematangan. Yaitu kurva yang menunjukan jumlah tambahan
gaji yang dapat dicapai sesuai dengan prestasi kerja dan masa kerja sehingga
pegawai diharapkan terus meningkatkan prestasi.
e.
Merit pay
Penerimaan kenaikan upah terjadi
setelah suatu penilaian prestasi. Kenaikan ini diputuskan oleh penyelia
karyawan, sering juga bersama atasan. Tetapi nilai kenaikan jarang ditentukan
secara baku, karena kenaikan tersebut terjadi berdasarkan sasaran manajemen.
f.
Pay-for-knowledge/pay-for- skill compensation
Pemberian insetif berdasarkan
bukan pada apa yang dikerjakan oleh pegawai akan menghasilkan produk nyata,
tetapi pada apa yang dapat dilakukan untuk perusahaan melalui pengetahuan yang
diperoleh, yang diasumsikan mempunyai pengaruh besar dan penting bagi
perusahaan. Dasar pemikiranya adalah seseorang yang memiliki tambahan
pengetahuan akan mendapatkan tambahan tugas yang dapat dilakukan untuk
perusahaan. Hal ini akan meningkatkan kemampuan atau kompensasi perusahan
melalui ketersediaan pegawai internal dan meningkatkan fleksibilitas pegawai
untuk mengisi beberapa jabatan yang berbeda, dimana ini akan menjadi keuntungan
bagi perusahaan.
g.
Nonmonetary incentif
Insentif umumnya berupa uang,
tetapi insentif dapat pula dalam bentuk lain. Sebagai contoh dalam bentuk
materi (gantungan kunci hingga topi), sertifikat, liburan dan lain-lain.
Sehingga dapat mendorong untuk pencapian usaha seseorang dalam meningkatkan
kinerja. Ada pula insentif diberikan dalam bentuk usaha perubahan seperti
rotasi kerja perluasan jabatan dan pengubahan gaya.
h. Insentif eksekutif
81
Bonus yang diberikan kepada para
manajer atau eksekutif atas peran yang mereka berikan untuk menetapkan dan
mencapai tingkat keuntungan tertentu bagi organisasi. Insentif ini bisa dalam
bentuk bonus tambahan yang biasanya disebut bonus jangka pendek atau kesempatan
pemilik perusahaan melalui pembelian saham perusahaan dengan harga tertentu
yang biasanya disebut dengan bonus jangka panjang.
Hasibuan
(2005) menyatakan program insentif terbagi menjadi tiga sebagai berikut:
a.
Nonmaterial insentif
Daya perangsang yang diberikan
kepada karyawan berbentuk penghargaan/pengukuhan berdasarkan prestasi kerjanya,
seperti piagam, piala, atau mendali.
b.
Sosial insentif
Daya perangsang yang diberikan
kepada karyawan berdasarkan prestasi kerjanya, berupa fasilitas dan kesempatan
untuk mengembangkan kemampuannya, seperti promosi, mengikuti pendidikan, atau
naik haji.
c.
Material insentif
Daya perangsang yang diberikan
kepada karyawan berdasarkan prestasi kerjanya, berbentuk uang dan barang. Material insentif ini bernilai ekonomis
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan beserta keluarganya.
E. Komponen-komponen kompensasi
Kompensasi yang diterima pegawai
menurut Rivai (2005) terdiri dari dua jenis berupa imbalan intrinsik dan
imbalan ekstrinsik.
a.
Imbalan
intrinsik
Imbalan yang dinilai dari dalam
diri mereka sendiri seperti perasaan kemempuan pribadi dari pelaksanaan
pekerjaan dengan baik dan adanya perkembangan akibat kesuksesan yang dicapai
b. Imbalan ekstrinsik
Pemberian dalam berbagai bentuk
seperti gaji, bonus dan pembagian dalam bentuk uang dan fasilitas-fasilitas
lain.
Kompensasi dibedakan menjadi dua
macam yaitu langsung dan tidak langsung. Kompensai langsung berupa gaji, upah,
upah insentif, sedangkan kompensasi tak langsung berupa kesejahteraan pegawai.
82
Dengan kata lain kompensasi mengkut dua hal yaitu kompensasi finansial serta
kompensasi non finansial. Cakupan kompensasi bila digambarkan sebagai berikut.
|
|
|
|
Kompensasi
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
Finansial
|
|
|
|
|
|
|
Non
Finansial
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
Langsung
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
Tidak
Langsung
|
Pekerjaan
|
|
Lingkungan
|
||||||||||
-upah
|
-Asuransi
|
|
|
|
-tugas
|
yang
|
pekerjaan
|
|
|||||
-Gaji
|
Kesehatan
|
menarik
|
|
-kebijakan
|
yang
|
||||||||
-Komisi
|
-bantuan
sosial
|
-Tantangan
|
|
sehat
|
|
||||||||
-Bonus
|
-Tunjangan
|
-tanggung
Jawab
|
Supervisi
|
yang
|
|||||||||
|
-Ketidak
|
hadiran
|
-Peluang
|
akan
|
kompeten
|
|
|||||||
|
yang
|
dibayar
|
pengakuan
|
|
Rekan
|
kerja
|
|||||||
|
(cuti)
|
|
|
|
-perasaan
|
akan
|
yang
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
pencapaian
|
|
menyenangkan
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Simbol
|
status
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
yang
tepat
|
|
-kondisi
lingkungan yang
nyaman
Sumber: Simamora (1995)
Gambar
IX.1
Komponen
Kompensasi
Sedangkan komponen kompensasi menurut Rivai (2005)
sebagai berikut. a. Gaji
Balas jasa dalam bentuk uang yang
diterima karyawan sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang
karyawan yang memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam mencapai tujuan
perusahaan. Atau dapat juga dikatakan sebagai bayaran tetap yang diterima
seseorang dari keanggotaannya dalam sebuah perusahaan.
b. Upah
Imbalan finansial langsung yang
dibayarkan kepada karyawan berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan
atau banyaknya pelayanan yang diberikan, jadi tidak seperti gaji yang jumlahnya
relatif tetap. Besarnya upah dapat berubah-rubah tergantung pada keluaran yang
dihasilkan.
83
c. Insentif
Imbalan langsung yang dibayarkan
kepada karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan. Insentif
merupakan bentuk lain dari upah langsung diluar upah dan gaji yang merupakan
kompensasi tetap, yang biasanya disebut kompensasi berdasarkan kinerja (pay for performance plan)
d. Kompensasi tidak langsung (fringe Benefit)
Kompensasi tambahan yang
diberikan berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan sebagai
upaya meningkatkan kesejahteraan para karyawan. Misalnya fasilitas-fasilitas,
asuransi tunjangan, uang pensiun dan lain-lain
F. Metode Kompensasi Dan Sistem Kompensasai Yang
Efektif
Metode kompensasi terdiri dari
dua jenis, yaitu metode tunggal dan metode jamak. Metode tunggal merupakan
metode yang digunakan untuk menetapkan besarnya kompensasi (gaji) berdasarkan
ijasah terakhir dari pendidikan formal yang dimiliki karyawan.
Metode jamak adalah metode pemberian
kompensasi yang didasarkan atas beberapa perhitungan seperti ijasah, sifat
pekerjaan, pendidikan informal, bahkan hubungan keluarga kadang kala juga
menentukan besarnya gaji pokok seseorang.
Ada dua sistem agar kompensasi
berjalan efektif yaitu sistem kompensasi yang pertama harus tanggap terhadap
situasi yang ada, pengaruh situasional seperti situasi ekonomi pada umumnya
sangat berpengaruh terhadap kenaikan gaji. Peningkatan inflasi akan berdampak
pada penderitaan karyawan akibat gaji yang diterimanya tidak dapat menyamai
laju kecepatan infalis.
Sistem kompensasai yang kedua
harus dapat memotivasi karyawan. Demikian halnya dengan pengaruh lingkungan
dalam hal ini manajer sumber daya manusia paling tidak harus mampu menjawab
pertanyaan aspek lingkungan apa saja yang mempengaruhi kompensasi?, apakah
perusahaan dalam lingkungan harus diikuti dengan perubahan kebijakan
kompensasi, dan pertanyaan yang berikutnya adalah apakah kebijakan kompensasi
yang dimiliki perusahaan yang satu dengan yang lain sama, sedangkan pertanyaan
yang terakahir adalah bagaimana kompensasai harus diubah untuk menanggapi
kemungkinan perubahan lingkungan.
84
Evaluasi Bab 8
1.
Sesuatu yang diterima karyawan
sebagai pengganti konstribusi jasa mereka pada perusahaan adalah.....
a. Kinerja d.
Prestise
b. Evaluasi e.
Kondite
c. Kompensasi
2.
Tujuan manajemen kompensasi adalah......
a. Memperoleh
SDM yang berkualitas
b. Kompensasi
c. Prestasi
d. Kinerja
e. Pemutusan
hubungan kerja
3.
Metode kompensasi terdiir dari dua jenis yitu.....
a.
Tunggal dan
jamak
b.
Kompensasi langsung dan tidak langsung
c.
Instrisik dan ekstrisik
d. Jamak dna
ekstrisik
e.
Material dan non material
4.
memberikan tanggung jawab dan
dorongan kepada pegawai dalam meningkatkan produktifitas kerja karyawan serta
untuk mempertahankan pegawai yang berprestasi untuk tetap berada dalam
perusahaan, adalah........
a.
Tujuan insentif
b.
Tujuan kompensasi
c.
Program insentip
d. Fungsi
kompensasi
e.
Fungsi insentif
5.
dibawah ini yang bukan tujuan dari manajemen
kompensasi adalh
a.
Menjamin keadilan
b.
Mengendlaikan biaya
c.
Mengikuti aturan hukum
d. Mempertahan
kan karyawan yang ada
e.
Ketidak efisienan administasi
85
0 komentar:
Posting Komentar