PENGARUH MOTIVASI KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Rosento
Program Studi Manajemen Administrasi
Akademik Sekretari
dan Manajemen Bina Sarana Informatika (ASM BSI)
Jl. Jatiwaringin Raya No. 18 Jakarta Timur
ABSTRACT
Motivation is an
influential factor in
the performance of
an employee or
labor. Therefore, in an effort to improve organizational performance, then the intervention of themotivation is very important and is recommended. Motivation in an organization has the sole purpose very broad in order to develop the organization.
Keywords:
Motivation work, The Performance of employee.
I. PENDAHULUAN
Masalah sumber daya manusia masih
menjadi sorotan dan tumpuhan bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era
globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan
perusahaan. Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber dana
yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang andal kegiatan
perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa Motivasi
kerja karyawan merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala
kebutuhannya. sebagai kunci pokok, sumber daya manusia akan menentukan
keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan. Tuntutan perusahaan untuk
memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia yang
berkualitas semakin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan yang selalu berubah.
Sehingga
motivasi kerja karyawan merupakan suatu proses kerja yang memberikan semangat
kepada karyawan dalam melakukan aktivitas, sehingga apa yang diharapkan oleh
perusahan dapat tercapai dengan baik guna meningkatkan kinerja di sebuah
perusahaan.
Penilaian kinerja
merupakan suatu hal yang tidak dapat di pisahkan dengan perusahaan. Dukungan
dari setiap manajemen yang berupa pengarahan, dukungan sumber daya seperti, memberikan
peralatan yang memadai sebagai sarana untuk memudahkan.
II. LANDASAN TEORI
2.1. Motivasi
Menurut
H. Hadari Nawawi (2011:351) motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau
menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan. Secara
sederhana dapat dibedakan dua bentuk motivasi kerja diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Motivasi Instrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang
bersumber dalam diri pekerja sebagai induvidu, berupa kesadaran mengenai
pentingnya atau manfaat/makna pekerjaan yang dilaksanakannya. Dengan kata lain
motivasi ini bersumber dari pekerjaan yang dikerjaka, baik karena mampu
memenuhi kebutuhan atau menyenangkan atau memungkinkan mencapai suatu tujuan
maupun karena memberikan harapan tertentu yang positif dimasa yang akan datang.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang
bersumber dari luar diri pekerja sebagai induvidu, berupa suatu kondisi yang
mengharuskannya melaksanakan pekerjaan secara maksimal, misalnya berdedikasi
yang tinggi dalam bekerja karena
upah/gaji yang tinggi, jabatan/posisi yang terhormat.
Menurut H.Veitzhal
Rivai (2010:837)
Motivasi adalah serangkaian sikap dan
nilai-nilai yang mempengaruhi induvidu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai
dengan tujuan individu.
Menurut Machrony
dalam Siswanto (2008:119) Motivasi dapat
diartikan sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan
energi, mendorong kegiatan dan mengarah atau menyalurkan perilaku kearah
mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah sebagai berikut :
1. Penghargaan
2. Pengakuan
3. Keselamatan
4. Perlindungan
5. Keamanan dan jaminan sosial.
Menurut Sutrisno
(2011:109) Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk
melakukan suatu aktivitas tetentu, oleh karena itu motivasi sering kali
diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian Motivasi, yaitu :
1. Memahami perilaku bawahan
Artinya Pimpinan harus dapat memahami perilaku
bawahan, dengan memahami perilaku mereka akan lebih memudahkan tugasnya memberi
motivasi kerja.
2. Harus berbuat dan berprilaku realistis
Artinya Seorang pimpinan mengetahui bahwa
kemampuan para bawahan tidak sama, sehingga dapat memberikan tugas yang
kira-kira sama dengan kemampuan mereka masing-masing.
3. Tingkat kebutuhan setiap orang berbeda
Artinya tingkat kebutuhan setiap orang tidak
sama disebabkan karena adanya kecenderungan, keinginan, perasaan dan harapan
yang berbeda antara satu orang dengan orang lain pada waktu yang sama.
4. Mampu menggunakan keahlian
Artinya Diharapkan lebih menguasai
seluk-beluk pekerjaan, mempunyai kiat sendiri dalam menyelesaikan masalah,
apalagi masalah yang dihadapi bawahan dalam melaksanakan tugas.
5. Pemberian motivasi harus mengacu pada
orang.
Artinya Seseorang pimpinan harus
memberlakukanseorang bawahan sebagai bawahan, bukan sebagai diri sendiri yang
sedang mempunyai kesadaran tinggi untuk melakukan pekerjaan dengan baik.
6. Harus dapat memberikan keteladanan
Artinya Dengan keteladanan seorang pimpinan,
bawahan akan dapat termotivasi bagaimana
cara bekerja dengan baik, berkata dan berbuat yang baik.
Menurut
Hasibuan dalam Notoatmodjo (2009:125) Motivasi dalam suatu organisasi mempunyai
maksud dan tujuan yang sangat luas dalam rangka pengembangan organisasi tersebut,
antara lain srebagai berikut :
1. Mndorong gairah dan semangat kerja pegawai
atau karyawan
2. Meningkatkan kepuasan kerja karyawan, yang
akhirnya akan meningkatkan kinerja.
3. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
4. Meningkatkan loyalitas dan integritas
karyawan
5. Meningkatkan kedisiplinan karyawan
6. Meningkatkan kehadiran kerja karyawan
2.2.. Kinerja Karyawan
Menurut Mangkunegara (2009:67)
Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).
Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja adalah sebagai berikut :
1. Kualitas
kerja 2. Kuantitas kerja
3. Kemampuan 4. Motivasi
Menurut Moeheriono (2010:60) Pengertian kinerja atau performance
merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi
organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi.
Kinerja individu pada dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Harapan mengenai imbalan
2. Dorongan
3. Kemampuan
4. Kebutuhan dan sifat
5. Persepsi terhadap tugas
6. Kepuasan Kerja.
Menurut Gilbert dalam Notoatmodjo
(2009:124) mendefinisikan kinerja
adalah apa yang dapat dikerjakan oleh seseorang sesuai dengan tugas dan
fungsinya. 3 ( tiga ) faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut :
1. Demografi
2. Kepemimpinan
3. Kepribadian.
Dengan demikian bahwa kinerja adalah
pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, visi dan misi organisasi sehingga kinerja merupakan sebuah proses
formal untuk melakukan peninjauan kembali dan evaluasi seseorang secara
periodik, sehingga kinerja dapat ditujukan untuk pengembangan hasil kerja
karyawan dalam sebuah organisasi, dengan dimensinya adalah sebagai berikut :
1. Kualitas Kerja
2. Kepuasan Kerja
3. Kepribadian
III.
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data
sekunder yang diperoleh penulis melalui berbagai literature yang digunakan dan
juga berbagai bahan jurnal yang dapat dijadikan acuan dalam pembutatan
penulisan ini
IV.
PEMBAHASAN
Motivasi dapat memacu karyawan untuk bekerja keras
sehingga dapat mencapai tujuan mereka, hal ini akan meningkatkan kinerja
karyawan sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaan dan atau
organisasi. Pada dasarnya, proses motivasi dapat digambarkan jika seseorang
tidak puas akan mengakibatkan ketegangan, yang pada akhirnya akan mencari jalan
atau tindakan untuk memenuhi dan terus mencari kepuasan yang menurut ukurannya
sendiri sudah sesuai dan harus terpenuhi, sebagai contoh beberapa karyawan
secara reguler menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berbicara atau
mendiskusikan sesuatu, yang sebenarnya hanya untuk memuaskan kebutuhan sosialnya.
Langkah ini sebagai suatu usaha yang bagus, namun tidak produktif dalam
mewujudkan hasil kerja atau target kerja.
Kebanyakan
orang berpendapat bahwa gaji atau insentif adalah alat yang paling ampuh untuk
meningkatkan motivasi kerja, dan selanjutnya dapat meningkatkan kinerja
karyawan disuatu perusahaan atau organisasi kerja.
Menurut Buchari Zinun dalam Notoatmodjo (2009:126)
Dalam meningkatkan motivasi kerja karyawannya dalam rangka mencapai kinerja
organisasi yang lebih baik, antara lain sebagai berikut :
1. Komunikasi
Komunikasi organisasi bukan
hanya antara bawahan dan atasan dalam menyampaikan perintah-perintah kerja atau
respon terhadap perintah vertikal, namun juga komunikasi di antara karyawan
dengan karyawan itu sendiri. Dengan adanya komunikasi organisasi yang baik akan
merupakan iklim kondusif dan dapat dapat memotivasi para karyawan untuk
berkinerja dengan baik.
2. Orientasi
Ada dua orientasi dalam
meningkatkan kinerja, yakni orientasi kepada pegawai/karyawan dan orientasi
kepada pekerjaan atau tugas semata-mata. Dakam meningkatkan motivasi kerja,
kedua organisasi ini tidak boleh dipertentangkan tetapi justru harus
diseimbangkan. Oleh sebab itu dalam meningkatkan motivasi kerja, kedua aliran
ini dipakai atau diterapkan secara seimbang, karena saling melengkapi.
3. Pengawasan
Pengawasan atau supervisi oleh
atasan terhadap bawahan adalah alat untuk memotivasi kerja karyawan, apabila
caranya tepat, tetapi apabila supervisi tersebut dilakukan dengan cara salah,
misalnya dilakukan dengan marah-marah selalu memberi perintah-perintah atau
instruksi, maka justru akan melemahkan semangat kerja karyawan.
4. Pengakuan
Pengakuan atau rekognasi dalam
suatu organisasi bukan hanya dalam bentuk materi saja, tetapi juga dalam bentuk
non materi seperti surat penghargaan, pujian secara lisan, kunjungan atasan kepada
bawahan secara informal. Pengaruh-pengaruh pemberian pengakuan dalam bentuk
penghargaan-penghargaan tersebut selanjutnya akan meningkatkan motivasi kerja
karyawan.
5. Partisipasi
Pimpinan suatu organisasi atau
institusi adalah seorang demokrat yang baik. Setiap pengambilan keputusan,
lebih-lebih menyangkut karyawan atau bawahan, hendaknya melibatkan karyawan
sebanyak mungkin (tidak harus semua) meskipun demikian, keikutsertaan atau
partisipasi bawahan dalam mengmbil keputusan pimpinan tidak berarti mengurangi
tanggung jawab pimpinan. Partisipasi karyawan dalam mengmbil keputusan ini
penting, karena para karyawan akan merasa ikut memiliki tanggung jawab terhadap
organisasi tersebut, dan selanjutnnya dapat meningkatkan motivasi kerja.
6. Kompetisi
Kompetisi yang sehat perlu
dikembangkan disuatu organisasi kerja, melalui kompetisi ini setiap anggota
organisasi atau karyawan akan berusaha memperbaiki kinerja atau prestasinya
sehingga suasana kerja yang kompetitif didalam suatu organisasi kerja akan
meningkatkan motivasi kerja yang tinggi.
7. Delegasi
Pelimpahan wewenang tertentu
oleh atasan kepada bawahan didalam suatu organisasi adalah bentuk kepercayaan
yang diberikan kepada karyawan tertentu. Dengan diperolehnya kepercayaan dari
atasan ini, seorang karyawan akan merasa bahwa ia mampu melakukan tugas yang
diberikan dan selanjutnya ia merasa percaya diri. Dengan percaya diri ini akan
menimbulkan semangat kerja tinggi. Oleh sebab itu semangat kerja tinggi. Oleh
sebab itu, pendelegasian wewenang kepada para karyawan adalah juga merupakan
upaya untuk memotivasi kerja karyawan, namun pemberian wewenang ini harus
diserta pengawasan, sebab apabila tidak, wewenang yang diberikan tersebut dapat
disalhgunakan.
8. Integritas
Suatu organisasi kerja apapun
mempunyai visi,misi, tujuan serta strategi untuk mencapai visi,misi dan tujuan
tersebut. Pimpinan organisasi berkewajiban untuk berkoordinasi mengarahkan dan
sebagainya semua sumber daya manusia atau karyawan untuk mencapai tujuan
organisasi terSuatu organisasi kerja apapun mempunyai visi,misi, tujuan serta
strategi untuk mencapai visi,misi dan tujuan tersebut. Pimpinan organisasi
berkewajiban untuk berkoordinasi mengarahkan dan sebagainya semua sumber daya
manusia atau karyawan untuk mencapai tujuan organisasi tersbut.
Kepentingan-kepentingan pribadi semua karyawan ( pimpinan dan bawahan ) harus
diintegrasikan guna mencapai tujuan-tujuan organisasi. Oleh sebab itu, Pimpinan
organisasi mempunyai kewajiban untuk menumbuhkan “integritas” yang ditinggi
pada semua karyawannya terhadap organisas. Apabila semua karyawan organisasi
mempunyai integritas organisasi yang tinggi akan mendorong kinerja semua
karyawan.
V. SIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Motivasi adalah keadaan
kejiwaan yang mendorong,mengaktifkan atau menggerakkan seseorang yang selalu
dikaitkan dengan pencapaian tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan
pribadi masing-masing anggota organisasi.
2. Kinerja adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
3. Pemberian motivasi kepada para karyawan merupakan
kewajiban pimpinan sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat mencapai kinerja
yang diharapkan.
4. Penilaian kinerja pegawai tetap harus diselenggarakan
untuk mengevaluasi sejauh mana karyawan tersebut telah melaksanakan
tugas-tugasnya dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. (2009). MSDM Perusahaan., Bandung: Refika
Aditama.
Nawawi. H. Hadari. (2005). Manajemen
Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Notoatmodjo,Soekidjo.(2009).Pengembangan Sumber Daya
Manusia.Jakarta:Rineka Cipta
Rivai, Veithzal. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sustrisno,Edi.iswanto.(2011),Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: Kencana.
0 komentar:
Posting Komentar